Sehingga, Budiman menilai kutipan tersebut cocok dengan kondisi yang dialaminya saat ini.
Lebih lanjut, Budiman juga turut mengomentari pernyataan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri terkait manuvernya mendukung Prabowo layaknya tarian dansa.
Dirinya menganggap pernyataan Megawati adalah hal biasa dalam politik.
Budiman juga mengklaim bahwa Megawati masih memaklumi manuver politiknya dengan mendukung Prabowo sebagai capres.
"Orang menari, berdansa, orang gonta-ganti pasangan biasa dalam politik. Jadi apa yang saya lakukan di mata Bu Mega masih dianggap dalam batas-batas kewajaran."
"Dan saya harap, kunjungan saya ke PSI juga dalam batas-batas kewajaran," pungkasnya.
Merasa Berkabung, Budiman Sedih jika Dipecat PDIP
Pada kesempatan yang sama seusai acara, Budiman juga merasa berkabung dan bersedih jika dipecat dari partai berlambang banteng tersebut.
Memang, PDIP sudah memberikan dua opsi kepada Budiman yaitu mengundurkan diri atau dipecat sebagai kader.
Alhasil, Budiman mengaku bakal tidak akan menjadi anggota partai manapun jika memang dirinya dipecat dari PDIP.
"Saya mungkin akan mempertimbangkan jomlo dulu. Ya ibaratnya orang baru kehilangan pasangan hidup, harus melewati masa berkabung yang lama. Pasti kan berkabung dong," ujar Budiman dikutip dariĀ Kompas.com.
Budiman pun mengenang, dirinya sudah ikut kampanye bersama PDI-P sejak masih kelas 6 SD.
Maka dari itu, dirinya pasti berkabung jika dipecat PDI-P.
"Gimana enggak berkabung? Saya ini sudah kampanye PDI sejak 6 SD. Kelas 6 SD ikut kampanye PDI soalnya, belum PDI Perjuangan, masih ikon segi lima. Keluarga saya juga keluarga PNI dari dulu," tuturnya.
Baca juga: Budiman Sudjatmiko Bantah Merapat ke PSI Saat Hadiri Kopdarnas di Senayan