TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (INDOSTRATEGIC) Ahmad Khoirul Umam menilai Anies Baswedan tampak tidak atau belum berbuat apa-apa seiring elektabilitasnya yang masih stagnan dan di bawah Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
"Anies yang seharusnya tampil agresif memimpin koalisi, kini juga ikut-ikutan diam menyaksikan koalisinya stagnan dan elektabilitasnya masih terseok-seok pada enam bulan menjelang Pilpres 2024 mendatang," kata Umam dalam pesan yang diterima, Kamis (31/8/2023).
Bahkan, dikatakan Umam, Anies juga dinilai sendiri belakangan juga tampak semakin gamang.
"Dan tidak cukup keberanian untuk mengkritik kebijakan pemerintahan yang ia klaim hendak ia ubah," kata dia.
Dia menilai stagnasi elektabilitas Anies dan bergemingnya Nasdem dalam jangka panjang ini betul-betul menjadi "ujian berat" bagi partai-partai pengusung Anies lainnya.
"Selain terancam tidak akan mendapatkan efek ekor jas (coat tail effect) dari pencapresan Anies, PKS dan Demokrat kini juga tampak mulai gusar setelah merasakan koalisinya seolah tidak ada kemajuan, tidak ada kesetaraan dalam pengambilan keputusan di internal koalisi, dan tidak ada keseriusan untuk bergerak bersama," kata Umam.
Karena itulah, Umam memandang munculnya ide penggabungan Ganjar-Anies sebagai pasangan capres-cawapres belakangan ini merupakan bagian dari strategi awal pembubaran Koalisi Perubahan agar salah satu dari partai yang merasa tidak nyaman itu bisa segera keluar dari koalisi.
"Jika ini terjadi, maka deadlock Koalisi Perubahan sebenarnya bukan semata-mata akibat benturan ego elit partai-partai, tetapi juga akibat dari cawe-cawe tangan kekuasaan yang 'mengunci' tangan dan kaki salah satu partai pengusung Anies, sehingga gamang dan tidak siap menghadapi risiko besar pencapresan Anies ke depan," pungkas Umam
Ganjar Ungguli Prabowo dan Anies di 3 Hasil Survei: Litbang Kompas, SMRC dan LSI
Lembaga Survei Indonesia atau LSI baru saja merilis hasil survei terbarunya terkait isu nasional dan peta kompetisi pemilihan presiden (pilpres) serta pemilihan legislatif (pileg).
Dari similasi tertutup 3 nama, bakal calon presiden dari PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo, unggul dibandingkan dua pesaingnya yakni Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
Bahkan hasil survei Ganjar Prabowo di simulasi tertutup 3 nama jika dibandingkan tahun lalu, kenaikannya cukup signifikan.
Ganjar Pranowo mengalami kenaikan 5,3 persen suara, jika dibandingkan dengan Agustus tahun lalu 2022.
“Ganjar unggul di 37 persen pada Agustus 2023, Prabowo di angka 35,3. Anies 22,2 persen, menurun dengan signifikan. Pertarungan terjadi di Ganjar dengan Prabowo,” kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan melalui rilis daring, Rabu (30/8/2023).
Survei LSI dilakukan pada periode 3 hingga 9 Agustus 2023 dengan melibatkan 1220 responden dengan dipilih secara acak atau multistage random sampling. Dengan margin of error sebesar 2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.