TRIBUNNEWS.COM - Juru Bicara Anies Baswedan, Sudirman Said, mengatakan bukan dirinya yang memberitahu Partai Demokrat soal pilihan NasDem yang menjadikan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, sebagai cawapres Anies Baswedan.
Awalnya, Sudirman menjelaskan adanya informasi salah beredar di publik yang mengatakan Anies tidak berkomunikasi dengan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), terkait Cak Imin.
Padahal, pada Selasa (29/8/2023) malam , Sudirman mengungkapkan adanya pertemuan dengan sesama perwakilan di Tim 8, Dadang Dirgantara dengan Anies.
Sudirman mengatakan, dalam pertemuan tersebut, Anies menginstruksikan agar dapat bertemu dengan AHY.
"Sebetulnya Selasa malam, saya bertemu Pak Anies ditemani Pak Dadang berlangsung sampai Rabu dini hari sampai jam 1 pagi dan instruksi pertama Pak Anies adalah bertemu dengan Mas AHY dalam kesempatan pertama."
"Dan saya langsung menghubungi teman-teman untuk membuka komunikasi, tapi rupanya sudah istirahat," katanya dalam podcast di YouTube Hersubeno Point, dikutip Tribunnews.com, Senin (4/9/2023).
Baca juga: Hari Ini AHY Kumpulkan Pengurus DPP Demokrat, ke Mana Demokrat Berlabuh Pasca Anies Pilih Cak Imin?
Kemudian, pada Rabu (30/8/2023) pukul 06.00 WIB, Sudirman mengatakan dirinya bertemu dengan utusan Demokrat.
Dia mengungkapkan pada saat pertemuan tersebut, dirinya menegaskan tidak secara gamblang langsung mengabarkan bahwa Cak Imin telah ditunjuk menjadi cawapres Anies.
Namun, sambungnya, Sudirman mengatakan kepada utusan Demokrat pihaknya ingin diadakannya pertemuan terlebih dahulu.
"Tentu saja saya memberi satu kisi-kisi (ke utusan AHY). Detailnya saya tidak punya hak dong, saya ini kan hanya penghubung," katanya.
Alhasil, Sudirman pun menilai pertemuan dengan utusan dari Demokrat ini justru ditafsirkan salah oleh Demokrat dengan menganggap dirinyalah yang memberi kabar bahwa Anies telah berduet dengan Cak Imin.
"Saya bertemu dengan utusannya Demokrat untuk menyampaikan perkembangan secara umum sebagai bahan diskusi kemudian pada waktunya secepat mungkin, sepagi mungkin supaya Pak Anies bertemu dengan Mas AHY dan tentu saja bertemu dengan Majelis Tinggi," ujarnya.
Sudirman juga menduga jika pertemuan antara Anies dan AHY dapat terealisasi, maka tudingan yang mengatakan dirinya memberitahu soal cawapres Anies adalah Cak Imin tidak akan terjadi.
Selain itu, sambungnya, apabila pertemuan terjadi, maka keputusan Demokrat untuk keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) juga akan terjadi secara baik-baik.
"Saya yakin kali kalau Mas AHY dan Pak SBY punya informasi yang lebih akurat, bertemu langsung, dipanggil langsung, diberi waktu barangkali kalaupun harus bersikap keluar karena alasan-alasan strategis pasti prosesnya akan lebih dingin karena sudah mendengar langsung dari Pak Anies (soal Cak Imin jadi cawapres)," katanya.
Lebih lanjut, Sudirman mengungkapkan, meski Demokrat memutuskan keluar dari koalisi, Anies tetap menghormati sosok AHY dan SBY.
Selain itu, kata Sudirman, Anies juga berharap dapat berkoalisi kembali dengan keduanya.
"Dan tidak berubah harapannya, insyaallah kita ingin supaya berjuang bersama-sama," katanya.
Sebelumnya, kabar Anies berduet dengan Cak Imin pertama kali disampaikan oleh Sekjen Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya, lewat rilis pers pada Kamis (31/8/2023).
Dalam rilis pers setebal tiga halaman itu, salah satu poinnya menyebut Sudirman Said-lah yang menyampaikan kepada Demokrat bahwa Cak Imin dipilih menjadi cawapres Anies.
"Sehari kemudian, 30 Agustus 2023, Capres Anies dalam urusan yang sangat penting ini, tidak menyampaikan secara langsung kepada pimpinan tertinggi PKS dan Partai Demokrat, melainkan terlebih dahulu mengutus Sudirman Said untuk menyampaikannya," kata Riefky.
Penunjukan Cak Imin menjadi cawapres Anies dilakukan oleh Ketua Umum NasDem, Surya Paloh, pada Selasa (29/8/2023).
Baca juga: Pengaruh Cak Imin Dongkrak Suara Anies di Jatim Bergantung Cawapres Prabowo dan Ganjar
Surya Paloh pun bertemu dengan Cak Imin tanpa sepengetahuan dari Demokrat dan PKS.
"Pada Selasa malam, 29 Agustus 2023, di Nasdem Tower, secara sepihak Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh tiba-tiba menetapkan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai cawapres Anies, tanpa sepengetahuan Partai Demokrat dan PKS," kata Riefky.
Lantas, pasca-penunjukan tersebut, pada Jumat (1/8/2023), PKB pun menyetujui pinangan NasDem agar Cak Imin diduetkan oleh Anies lewat rapat pleno yang digelar di Kantor DPW PKB Jatim di Surabaya.
Barulah keesokan harinya pada Sabtu (2/8/2023), Anies dan Cak Imin resmi dideklarasikan sebagai capres-cawapres di Hotel Majapahit, Surabaya oleh Surya Paloh.
Sementara di sisi lain, PKS juga telah menegaskan tetap mendukung Anies sebagai capres lewat pernyataan resmi dari Presiden PKS, Ahmad Syaikhu di Jakarta di hari yang sama deklarasi Anies-Cak Imin.
Sedangkan Demokrat telah memutuskan keluar dari KPP dan mencabut dukungan Anies sebagai capres lewat keputusan rapat dari Majelis Tinggi Partai Demokrat pada Jumat (1/9/2023) yang diumumkan oleh Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat, Andi Malaranggeng di Cikeas, Bogor, Jawa Barat.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Pilpres 2024