News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Tinggalkan Anies, Demokrat 'Laku' Gabung Kubu Prabowo maupun Ganjar, Wasekjen: Berkat Komunikasi AHY

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Suci BangunDS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Safari politik Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berjumpa dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto; dan Ketua DPP PDIP, Puan Maharani.

TRIBUNNEWS.COM - Partai Demokrat menjalin komunikasi politik dengan kubu Prabowo Subianto maupun Ganjar Pranowo, setelah batal mendukung Anies Baswedan sebagai bakal capres di Pilpres 2024.

Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Demokrat, Agust Jovan Latuconsina, mengamini partai berlambang Mercy itu didekati baik dari koalisi partai PDIP maupun Gerindra.

Menurutnya, ini tidak terlepas dari komunikasi politik yang dilakukan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Alhamdulillah, kami juga tidak mau GR, tidak mau gede rasa, tapi Insya Allah dengan silaturahmi politik yang dilakukan Ketum kami sejak beliau menjadi ketua umum pada 2020, beliau sudah mempunya program Silaturahmi 360, artinya melaksanakan silaturahmi, komunikasi, ke segala arah."

"Baik dengan partai politik sahabat, pemuka agama, dengan institusi, semua dilakukan," ungkap Jovan dalam dialog Overview Tribunnews, Kamis (8/9/2023).

Aktifnya AHY dalam komunikasi politik dinilai membuat Demokrat tidak kesulitan menghadapi manuver politik seperti yang terjadi belakangan ini.

"Dan inilah kita mendapatkan hasilnya, tertutup di satu tempat, terbuka tempat dan peluang di tempat lain, ini karena komunikasi yang baik yang kami lakukan sejak awal," ujar Jovan.

Baca juga: Mau Dukung Prabowo atau Ganjar, Demokrat Punya Peluang Besar Dapat Kursi Menteri di 2024

AHY Sudah Bertemu Prabowo dan Puan

Diketahui, AHY sudah melakukan perjumpaan dengan Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto; dan Ketua DPP PDIP, Puan Maharani.

Pertemuan AHY dengan Prabowo berlangsung di kediaman Prabowo pada 24 Juni 2022.

Dikutip dari Kompas TV, AHY mengungkapkan isi pembicaraannya dengan Prabowo membahas berbagai hal.

Mulai dari isu-isu global, tantangan ekonomi, hingga isu kebangsaan, dan kerakyatan.

"Kami tadi juga saling bertukar pandangan, berdiskusi tentang berbagai hal, dari isu-isu global terkini, hingga tantangan dunia di bidang ekonomi pasca-pandemi, yang tentunya memiliki dampak-dampak pada Indonesia," kata AHY.

Sementara Prabowo menyatakan dirinya dengan AHY mempunyai komitmen yang sangat kuat dalam memegang teguh Pancasila hingga Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.

“Kita pernah kerja sama. Kita punya banyak persamaan ideologis, persamaan visi. Kita sama-sama sangat komitmen, sangat berpegang teguh pada Pancasila, UUD 1945 NKRI, Bhinneka Tunggal Ika,” kata Prabowo.

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) menerima kunjungan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono di kediamannya di Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan, Jumat (24/6/2022). (KOMPAS.com/ACHMAD NASRUDIN YAHYA)

Baca juga: Prediksi 4 Capres-Cawapres di 2024 Jika Ada Poros Baru, Prabowo-Erick, Ganjar-RK hingga Sandiaga-AHY

Pertemuan AHY dengan Puan

Sementara itu Puan Maharani dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bertemu di Hutan Kota, Senayan, Jakarta Pusat, 18 Juni 2023.

Dua tokoh itu bersama para kadernya melakukan komunikasi tertutup selama satu jam.

Selanjutnya, mereka membeberkan hasil pertemuan pada media.

"Tentu saja apa yang dibicarakan, sebelum Pileg, Pilpres, dan pasca-Pileg dan pasca-Pilpres. Bagaimana posisi kami PDI Perjuangan dan Partai Demokrat," kata Puan Marahani saat konferensi pers, dilansir TribunTangerang.com.

Pernyataan serupa disampaikan AHY. Partai Demokrat juga sepakat supaya pemilu dapat berjalan damai sehingga tidak ada polarisasi dan benturan keras antar masyarakat dampak dari pesta demokrasi itu.

"Kami sama-sama sepakat ingin Pemilu 2024 ini berjalan dengan damai tidak terjadi perpecahan, tidak terjadi polarisasi atau benturan yang sangat keras antara masyarakat atau bangsa Indonesia sendiri," jelas AHY.

"PDIP maupun Demokrat adalah sama sama nasionalis, merah putih, pancasilais dan tentu kita tidak ingin terjadi perpecahan di antara kita karena politik sesaat, oleh karena itu banyak hal yang bisa kita cari kesamaannya," sambungnya.

Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bertemu di Hutan Kota by Plataran, Minggu (18/6/2023). (Tribunnews.com/Mario Christian Sumampow)

Pilih Dukung Ganjar atau Prabowo?

Sementara itu, Wasekjen DPP Demokrat, Jovan mengatakan belum ada kepastian kapan Demokrat akan mengumumkan arah dukungannya karena penggodokan masih berjalan.

Meski demikian, ia menyebut, Demokrat bertekad masuk jajaran pemerintahan di tahun 2024 mendatang setelah dua periode menjadi partai oposisi.

Meski ada peluang membentuk poros baru, Demokrat dikatakan kemungkinan besar akan merapat ke dua koalisi yang sudah ada, baik kubu Prabowo Subianto ataupun kubu Ganjar Pranowo.

"Jawabannya (kemana arah koalisi Demokrat) simpel sebetulnya, Demokrat sepakat mulai dari unsur pimpinan sampai di Dewan Pimpinan Daerah (DPD), Dewan Pimpinan Cabang (DPC), Demokrat bisa ikut koalisi yang menang untuk ikut duduk di pemerintahan," ungkap Jovan.

Jovan mengatakan, sejak awal Demokrat mengusung tagline perubahan dan perbaikan.

"Karena kita punya tema perubahan dan perbaikan, itulah sebabnya kita bercita-cita untuk bisa duduk bergabung di pemerintahan."

"Karena kalau tidak duduk di dalam pemerintahan, maka sulit melakukan perubahan dan perbaikan," ujarnya.

Baca juga: Jadi Oposisi Selama 2 Periode, Demokrat Ingin Masuk Kabinet Pemerintahan di 2024

Menurutnya, selama menjadi partai oposisi selama periode pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Demokrat kesulitan menyuarakan gagasan perubahan dan perbaikan.

"(Dua periode) kami berperan sebagai pihak check and ballancing, maka kita lebih tahu mana bidang dan sektor yang perlu diperbaiki, perlu diubah, catatan kami Insya Allah lebih lengkap daripada pihak pemerintah," ujarnya.

Ditambahkan Jovan, peluang duduk di pemerintahan akan menjadi lebih kecil bila membuka poros baru.

"Kalau mau buka poros baru, seberapa besar kans bisa menang untuk duduk di pemerintahan, atau sekadar namanya ada di dalam kertas suara, yang penting ikut berlayar untuk cocktail effect, itu sedang kita hitung."

"Lalu kemana berlabuhnya? Apakah kubunya Pak Ganjar atau Pak Prabowo? Ya to be honest, dua-duanya sedang kita jajaki, tapi kita menyerahkan kepada Majelis Tinggi Partai (MTP) Demokrat, kami yakin petinggi partai memutuskan yang terbaik bagi Demokrat," ujarnya.

(Tribunnews.com/Gilang Putranto) (Tribuntangerang.com) (Kompas.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini