News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Pakar Soroti Cara Komunikasi Gibran Saat Tegur Islah Bahrawi di Medsos: Tatanan Kalimatnya Mengena

Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wali Kota Solo yang juga kader PDI Perjuangan (PDIP) Gibran Rakabuming Raka di Cibinong, Bogor, Sabtu (22/7/2023).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar ilmu komunikasi politik Effendi Gazali mengungkap tiga poin penting percakapan putra sulung Presiden Jokowi Gibran Rakabuming Raka dalam media sosial.

Diketahui, Gibran Rakabuming Raka menegur pegiat media sosial Islah Bahrawi sekaligus pendukung bakal Caperes Ganjar Pranowo yang sebelumnya mengunggah foto putra Menhan Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo.

Gibran memberikan teguran dengan cara me-reply unggahan Islah Bahrawi di Platform media sosial X atau Twitter.

"Saya rasa kita harus analisis dulu konteks percakapan di Medsos X (twitter) tersebut. Kalau saya tidak keliru, ada orang yang ikut nyeletuk dan menyatakan, kenapa mendekati atau menyodorkan orang lain, kenapa bukan anaknya sendiri yang dipamerkan," kata Effendi Gazali dalam keterangan yang diterima Tribunnews.com.

Diketahui teguran Gibran bermula ketika ada akun yang mengunggah poster Prabowo bersama Gibran di sebuah jalan raya.

Lantas, Islah Bahrawi kemudian ikut menanggapi poster tersebut.

Baca juga: Gibran Langsung Tegur Islah Bahrawi yang Seret Anak Prabowo di Medsos: Jangan Gitu Cara Mainnya

Dia mempertanyakan mengapa Prabowo berfoto bersama Gibran, bukan anaknya sendiri.

Menyikapi hal tersebut, Effendi Gazali mengungkap ada 3 poin penting dalam percakapan Gibran di media sosial.

Pertama, walaupun gaya komunikasi Gibran masih pada level kulit-kulit dari tatanan komunikasi politik, tetapi percakapan sosialnya spontan, tangkas, singkat, dan mengena.

"Dalam hal ini Gibran langsung tepat ke saran, janganlah menyakiti hati anaknya Prabowo. Tatanan kalimatnya enak dan mengena: 'Jangan gitu cara mainnya. Mas Didit ini orangnya baik dan berprestasi'" kata Effendy.

Baca juga: Islah Bahrawi Senggol Anak Prabowo di Media Sosial, Gibran: Jangan Gitu Cara Mainnya

Effendi Gazali sependapat dengan Gibran, bila Didit anak Prabowo memang insan yang penuh prestasi dalam berbagai bidang seni mode dan lain-lain.

"Kalau Didit tidak mau menggeluti dunia politik, ya janganlah dia diseret-seret. Apalagi dijadikan sasaran tembak atau sasaran perbandingan," katanya.

Kedua, Effendy Galali menilai percakapan sosial tersebut menunjukkan keakraban Gibran dengan Prabowo dan dengan keluarganya.

"Jangan lupa mereka pernah bertemu bersama di rumah Gibran. Malah mungkin lebih dari satu kali. Dalam kesempatan itu, Didit juga hadir. Kecepatan Gibran merespon juga menunjukkan simbol kedekatan itu," katanya.

Ketiga, soal kemungkinan Gibran akan menjadi Cawapres Prabowo dalam Pilpres 2024, menurut Effendy hal tersebut masih jauh kalau MK belum memberikan keputusan soal Judicial Review usia cawapres yang diajukan beberapa pihak.
"Bisa juga terasa dekat, ketika Ketua MK sudah memberikan komentar terkait peran anak muda dalam politik beberapa hari yang lalu. Artinya spekulasi atau persepsi itu sah juga disuarakan beberapa pihak," katanya.

Effendi pun pun mengungkap sebelumnya ada juga Relawan Gibran yang menyatakan dukung Prabowo.

"Juga sudah banyak baliho-baliho Prabowo berpasangan dengan Gibran. Karena itu dengan agak menyindir, maka oleh pengirim pesan twitter itu dibawa-bawalah anaknya Prabowo," katanya.

Di luar tiga poin tersebut, Effendi mengatakan gaya Gibran berkomunikasi masih menarik.

Gibran dinilai Effendi tampil apa adanya, spontan, kadang "slengekan" yang mungkin cocok dengan gaya komunikasi anak muda.

"Tapi jangan lupa, ini masih di bagian kulit-kulitnya. Tentu segera Gibran butuh isi yang lebih terasa dari gaya komunikasi ini. Misalnya saja, Gibran memosisikan dirinya sebagai walikota muda yang amat peduli terhadap anak-anak kurang gizi atau stunting," katanya.

"Nah dari situ, Gibran melakukan banyak aksi di Solo sekaligus bicara dengan pemimpin muda dari berbagai daerah lain. Itu yang saya maksud, level ISI (content) dari sebuah gaya komunikasi. Jadi akan muncul sebuah positioning dari kiprah komunikasi politik Gibran," ucapnya. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini