TRIBUNNEWS.COM - Bakal calon presiden 2024, Prabowo Subianto mengaku pernah menjual aset yang dimilikinya untuk menghidupi Partai Gerindra.
Hal itu diungkapkan Prabowo dalam dialognya bersama Najwa Shihab di acara bertajuk 3 Bacapres Bicara Gagasan di Universitas Gadjah Mada (UGM), Selasa (19/9/2023).
Awalnya, Najwa Shihab memperlihatkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) Prabowo dengan total lebih dari Rp 2 triliun.
Prabowo ditanya apakah dengan harta kekayaan sejumlah itu membuatnya aman berulang kali ikut pencalonan presiden.
Prabowo menjawab total harta kekayaan banyak dinilai dari aset yang dimiliki, bukan uang tunai.
"Saya kira bukan aman, apakah umpamanya saya punya tanah yang sudah beberapa puluh tahun, tentunya nilainya tambah di atas kertas. Kalau saya butuh uang, saya mau jual, siapa yang mau beli? Belum tentu ada yang mau beli."
"Tapi saya akui, dalam beberapa keadaan terjepit, saya hidupnya dari jual aset," ungkap Prabowo, dikutip dari YouTube Najwa Shihab.
Baca juga: Harta Kekayaan 3 Bakal Capres: Prabowo Terkaya, Ganjar dan Anies Tak Jauh Beda
Menurut Prabowo, menjual aset kadang dilakukannya dalam keadaan terpaksa, termasuk menghidupi Partai Gerindra.
"Saya jual aset, saya jual tanah, untuk membiayai kebutuhan-kebutuhan partai saya dan sebagainya," ungkapnya.
Tetapi, saat ini Prabowo menegaskan hal itu tidak perlu dilakukan lagi untuk membiayai Partai Gerindra.
"Sekarang, saya dengan gagah berani mengatakan, partai saya yang banyak membiayai saya."
"Kalau saya panggil anggota saya, mereka kadang-kadang bayar sendiri," ungkapnya.
Menurutnya, self financing atau pembiayaan mandiri sudah berjalan di Gerindra.
"Contoh, tidak pernah saya kasih uang untuk Gerindra di provinsi, Gerindra di kabupaten, tidak. Mereka sendiri. Mereka bikin kantor sendiri, mereka bangun kantor sendiri di mana-mana. Kita adalah partai dari bawah," tekannya.
Baca juga: Komentar Presiden Jokowi Disopiri Prabowo Naik Maung: Mulus, yang Nyetir Juga Bagus