TRIBUNNEWS.COM, JEMBER - Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Falah Karangharjo Silo Jember yang juga mantan bupati Jember, Kiai Abdul Muqit Arief mengungkapkan dirinya akan berhenti melakukan Salat Istikharah jika Menkopolhukam Mahfud MD bersedia menjadi cawapres salah satu calon presiden di Pilpres 2024.
Abdul Muqit Arief mengaku terus melakukan Salat Istikharah untuk mencari petunjuk kepada Allah dalam menentukan calon pemimpin nasional pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, yang ideal.
Baca juga: AHY, Erick, dan RK Dinilai Sosok Potensial Jadi Cawapres Prabowo, Mahfud dan Sandiaga untuk Ganjar
Namun dia akan berhenti Salat Istikharah jika Mahfud MD bersedia menjadi cawapres.
Hal ini diungkapkan Abdul Muqit Arief saat memberikan sambutan pada acara silaturahmi Kebangsaan Santri Ponpes Al-Falah Silo Jember bersama Mahfud MD, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Republik Indonesia, Minggu (24/9/2023) malam.
"Jadi kami akan salat Istikharah Pak Mahfud. Kecuali, kalau Pak Mahfud MD bersedia untuk mendampingi calon pemimpin masa depan (calon presiden 2024). Kalau beliau bersedia, saya katakan saya pribadi tidak akan Istikharah," katanya.
Menurutnya, hal itu sengaja dilakukan, karena ahli Ilmu Hukum Tata Negara tersebut sangat pantas untuk berduet dengan salah satu kandidat Capres.
"Ibarat kata, saya punya uang mau beli mobil, saya cocok dengan bodynya, dengan mesinnya. Masa saya harus istiqoroh dulu, kan tidak masuk akal," kata pria yang akrab disapa Kiai Muqit ini.
Oleh karena itu, Kiai Muqit mengaku bersyukur karena Menkopolhukam RI bersedia untuk berkunjung di Ponpes yang berada di ujung Timur Wilayah Kabupaten Jember ini.
"Marilah didoakan bersama, Pak Mahfud MD yang kami cintai selalu dalam lindungan Allah. Dikaruniai keselamatan dan kesehatan, serta diarahkan oleh Allah menjadi figur dan pemimpin yang berhikmah pada tatanan pemimpin yang lebih tinggi," tutur Alumnus Ponpes Annuqayah Guluk-guluk Sumenep.
Baca juga: ASN Dilarang Mengunggah, Menyukai dan Berkomentar di Medsos Capres-Cawapres
Kiai Muqit mengaku sosok pemimpin negara ini yang ideal, tidak cukup hanya berdasarkan hasil survei dan popularitas saja.
Tetapi, juga harus bisa menyatukan seluruh keragaman di Indonesia.
Sementara itu, Bupati Jember Hendy Siswanto menabahkan supaya Menkopolhukam RI sering-sering berkunjung di Bumi Pandalungan, yang memiliki 2,6 juta penduduk.
"Dan Jember ini punya arti, yaitu jembatan menuju berkah. Sehingga kalau ajunan (anda) datang ke Jember akan semakin berkah," tambahnya.
Mengingat, kata Hendy, ada sebanyak 650 lebih Ponpes di Kabupaten Jember yang jumlah santrinya lebih dari lima ratus orang yang bermukim.