TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Mantan Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tsamara Amany mengapresiasi langkah Kaesang Pangarep terjun ke dunia politik sekaligus didapuk menjadi Ketua Umum PSI.
Menurutnya, PSI bukan hanya memiliki seorang ketua umum dari generasi muda tetapi juga berbakal
track record cukup.
"Maksudnya begini beliau kan pernah menjadi content creator, punya banyak ide, menuangkannya
ke dalam bisnis. Yang secara real itu kreatif, independent. Kalau buat saya beliau menjadi ketua
umum PSI ya bagus-bagus saja," kata Tsamara Amany saat berbincang dengan Tribun Network, dikutip
Kamis (28/9/2023).
Posisi Kaesang sebagai ketua umum PSI dinilai dapat merebut ceruk suara anak muda yang merupakan basis demografi menuju Indonesia Emas 2045.
Baca juga: PSI Minta Restu ke Jokowi sebelum Dapuk Kaesang Sebagai Ketua Umum
Tsamara sebagai mantan Ketua DPP PSI juga memandang Kaesang Pangarep berada di partai yang
tepat didominasi kader-kader muda.
"Karena saya tarik sedikit, PSI itu kan partai yang diisi oleh anak-anak muda. Dan dulu ketika waktu
saya di PSI, saya anak muda yang baru berpolitik. Saat ini Mas Kaesang memilih jalan baru, dari
tadinya di dunia content, dunia kreatif, dan dunia bisnis sekarang masuk ke politik," jelasnya.
Sehingga jalan yang diambil putra Presiden Jokowi ini sejalan dengan visi PSI ketika didirikan.
Tsamara mengatakan tidak ada yang salah ketika internal PSI mengambil keputusan untuk mengangkat Kaesang Pangarep menjadi nakhoda.
"Kalau buat saya, balik lagi seperti apa sih PSI itu ya kan. Saya mencoba melihat situasi ini secara
objektif. Dulu ketika saya menjadi Ketua DPP PSI, saya waktu itu juga baru lulus kuliah," imbuhnya.
"Dan saya langsung menjadi Ketua DPP PSI ketika baru bergabung. Karena memang dulu PSI sebagai
wadah itu memberikan ruang untuk setiap kader-kadernya dan anak-anak muda di luar sana
melakukan proses pembelajaran bersama-sama. Itu PSI," tutur Tsamara.
Menurutnya, PSI membuka ruang untuk kader belajar bersama-sama melalui proses politik itu.
"Saya bersama teman-teman itu tadinya belum punya pengalaman politik. Baru masuk ke dalam partai tapi punya semangat yang tinggi," ujar eks juru bicara kampanye pasangan Jokowi-Maruf Amin.
Baca juga: VIDEO Cak Imin Jelaskan Alasan PSI Bersama Kaesang Perlu Diwaspadai di Pemilu 2024
Artinya PSI dan Mas Kaesang memiliki kesamaan itu.
Tsamara pernah posisi seperti itu sebagai seseorang yang pernah berada di PSI dan sebagai anak
muda yang percaya pergerakan politik ke depan.
"Karena itu kita support, tentunya dengan harapan Mas Kaesang akan memberikan gebrakan-
gebrakan politik yang baru," kata dia.
Dia meyakini seluruh rakyat pun menantikan juga warna-warna baru yang diberikan Kaesang bukan
cuma di PSI tapi di lanskap politik Indonesia ke depan.
Figur-figur muda seperti Kaesang menduduki jabatan partai politik adalah hal positif.
Tsamara berharap ke depan akan lebih banyak figur muda yang menduduki jabatan strategis di
partai politik.
Bukan hanya soal Kaesang, Tsamara pernah memperjuangkan teman-teman dari generasi muda dari
PSI bergabung ke Partai Amanat Nasional (PAN).
Baca juga: Menerka Seberapa Besar Pelantikan Kaesang sebagai Ketum PSI Memengaruhi Peta Pilpres 2024
Pengaruh Jokowi
Banyak pandangan masyarakat bahwa bergabungnya Kaesang Pangarep hingga diutus menjadi Ketua Umum PSI berkat Presiden Jokowi.
Tsamara menganggap keputusan PSI harus dihormati dan dihargai oleh semua karena setiap parpol
punya sikap masing-masing.
Dan PSI memiliki sikap itu dan tentu harus dihormati.
Keputusan politiknya sudah ada dan proses politik diambil berdasarkan keputusan politik itu dan
Tsamara mengambil posisi harus menghormati semua itu.
Menurutnya, Kaesang pun tidak pernah memilih untuk dilahirkan menjadi seorang anak Presiden RI.
"Buat saya kita harus mengapresiasi kalau Mas Kaesang mengatakan ada privilege sebagai anak
Presiden Jokowi. Nggak mudah untuk anak seorang tokoh untuk mengakui privilege, itu penting
sekali dan nggak semua orang. Nggak ada yang salah karena kita tidak bisa memilih lahir dari anak
siapa, dan nggak bisa memilih memiliki kekayaan seperti apa," tutur Tsamara.
Tetapi ketika seorang Kaesang Pangarep mau mengakui latar belakangnya sebagai orang yang beruntung itu harus diapresiasi.
Tsamara enggan berkomentar terkait kemungkinan, kakak kandung Kaesang, Gibran Rakabuming Raka dan kakak iparnya Bobby Nasution yang akan diajak gabung PSI.
"Saya rasa pertanyaan itu lebih tepat ditanyakan ke Mas Kaesang dan tokoh-tokoh yang disebutkan
tadi," urainya.
Dia sendiri saat ini sedang dalam kerangka non partai serta memilih tidak berpartai politik dalam
pemilu serentak 2024.
Tetapi dirinya tetap konsisten mendukung figur yang bagus.
"Saya kira PSI juga akan mendapatkan udara segara, semangat baru, harapan baru dengan bergabungnya Mas Kaesang. Kalau saya ingin support saja orang-orang yang bagus untuk melanjutkan legacy Pak Jokowi," pungkasnya.
Nasib Caleg PSI
Lalu bagaimana dengan nasib bakal calon anggota legislatif (caleg) dari PSI pasca pergantian ketua umum (ketum) dari Giring Ganesha ke Kaesang Pangarep?
"Mengenai pencalonan PSI ya tetap sah sesuai dengan apa yang telah mereka ajukan," kata Anggota
KPU RI Idham kepada awak media, dikutip Kamis (28/9/2023).
Idham menjelaskan pergantian ketua umum tidak berpengaruh terhadap pendaftaran bakal caleg karena perubahan susunan pengurus adalah hal biasa.
Meski begitu PSI tetap harus meregistrasikan pergantian kepengurusan itu ke Kementerian Hukum
dan HAM (Kemenkumham) dan KPU.
"Setelah itu disahkan dalam bentuk keputusan Kemenkumham, kemenkumham akan segera menyampaikan kepada kami dan sejak itu legalitas kepengurusan yang baru kami terima," kata Idham.
Ketua Divisi Teknis KPU RI ini yakin PSI sudah mempersiapkan diri dan akan segera mendaftarkan pergantian kepengurusan ke Kemenkumham.
Apabila Kemenkumham mengesahkan perubahan pengurus PSI, maka partai berlogo bunga mawar itu selanjutnya harus mengurus pemutakhiran data di sistem KPU.
Sebagaimana diketahui kepengurusan DPP PSI berlangsung pada Senin (25/9/2023) lalu.
Posisi ketum itu kini diduduki oleh putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep.
(Tribun Network/Reynas Abdila)