"Yen ora dijawab, yo rasah (kalau nggak dijawab, yo nggak usah). Mboten (nggak) karena belum dijawab ya udah," pungkasnya.
Gibran Dituding Mainkan Narasi Terzalimi
Atas ketidakpastian sikap Gibran ini, PDIP pun menduga ada narasi yang bakal dimainkan putra sulung Jokowi itu.
Ketua Bidang Kehormatan DPP PDI Perjuangan (PDIP), Komarudin Watubun, mengatakan, jika Gibran dipecat oleh PDIP maka akan muncul narasi dirinya terzalimi.
"Tidak perlu lagi didramatisir, kita kan tahu kalau kita ambil tindakan tegas pecat, nanti dia (Gibran) gunakan lagi itu 'waduh saya dizalimi', udah lagu lama itu," kata Komarudin, Rabu (1/11/2023).
Komarudin menyatakan, Gibran tak mengikuti arahan Megawati Soekarnoputri, soal keputusan capres-cawapres.
Pihaknya menuturkan, akibat sikapnya tersebut, Gibran bisa diberhentikan dari statusnya sebagai kader partai berlambang banteng moncong putih itu.
"'Saya hanya tegak lurus kepada Ibu Ketua Umum Megawati Soekarnoputri', tapi kenyataannya pergi daftar sama Prabowo (jadi cawapres Prabowo)" lanjutnya.
Ia pun meminta pria berusia 36 tahun itu untuk berani mengembalikan Kartu Tanda Anggota (KTA) PDIP.
Komarudin juga berpesan, bahwa pemimpin muda harus memberikan contoh pada generasi selanjutnya.
Sementara itu, mengenai tudingan dirinya bakal memainkan narasi terzalimi, Gibran telah membantahnya.
Ia menyatakan, narasi-narasi semacam itu tak akan dimainkan olehnya.
"Nggak, kita nggak membuat narasi-narasi seperti itu," ujar Gibran saat ditemui di Balai Kota Solo, Kamis (2/11/2023), dikutip dari TribunSolo.com.
"Tidak-tidak," tandasnya.
(Tribunnews.com/Milani Resti/Garudea) (TribunSolo.com/Andreas Chris Febrianto) (Kompas.com/Labib Zamami)