TRIBUNNEWS.COM - Saat ini status Presiden Joko Widodo (Jokowi) di PDIP menimbulkan pertanyaan.
Ini buntut dari manuver keluarga Presiden Jokowi jelang Pilpres 2024 di mana mereka tak sejalan dengan PDIP.
Sebagaimana diketahui, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, maju sebagai calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Prabowo Subianto.
Padahal seyogianya, jika mentaati aturan partai, Gibran seharusnya mendukung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Pilpres 2024.
Kini majunya Gibran sebagai cawapres telah mendapatkan dukungan dari menantu Jokowi yang sebelumnya juga kader PDIP sekaligus Wali Kota Medan, Bobby Nasution.
Bahkan sebelum Gibran resmi dicalonkan sebagai wakil presiden, para relawan pendukung Jokowi telah mendeklarasikan dukungannya kepada Prabowo.
Alhasil, langkah dari keluarga asal Solo ini menjadi sorotan. Beberapa tokoh pun akhirnya buka suara perihal status keanggotaan Jokowi di partai berlambang banteng moncong putih itu.
Di sisi lain, mengenai status keanggotaan Gibran dan Bobby di PDIP sebelumnya telah dijelaskan oleh Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto, yakni sudah tutup buku.
Kata Hasto
Ketika ditanya soal status keanggotaan Jokowi di PDIP, Hasto justru menjawab status pria berusia 62 tahun itu ialah Presiden Indonesia.
Kemudian, keberhasilan Jokowi sebagai Presiden ke-7 Indonesia akan dilanjutkan oleh pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Warisan Jokowi itu akan dilanjutkan oleh Ganjar-Mahfud dengan memperkuat penegakan hukum.
"Ya status pak Jokowi sebagai presiden RI. Kepemimpinan Ganjar-Mahfud ke depan justru mengambil saripati dari keberhasilan pak Jokowi, tetapi bergerak lebih cepat dengan spirit penegakan hukum yang lebih kuat," kata Hasto, Rabu (22/11/2023).
"Sehingga apa yang dilakukan pak Ganjar dengan blusukan, dengan sat-set menyelesaikan masalah rakyat dengan cepat, dan gaspol, itu menunjukkan suatu spirit dalam membangun kemajuan Indonesia kita," ungkapnya.