TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Calon presiden nomor urut dua Prabowo Subianto kerap disindir cuma bisa joget minim gagasan.
Di beberapa kegiatan, Prabowo menampilkan diri sebagai sosok gemoy nan suka joget-joget.
Capres berusia 76 tahun ini menjawab sindiran tersebut.
Dirinya tidak masalah jika gaya kampanyenya selalu diidentikan dengan berjoget.
Kata dia, justru joget itu mencerminkan suatu gambaran yang santun, santai dan riang gembira.
"Kampanye sebaik-baiknya rajin turun kebawah memberi program kita, gagasan kita, habis beri gagasan ya gak papa kalau joget," kata Prabowo.
"Karena bangsa kita senang joget, setiap suku ada jogetnya, di Jawa Barat namanya apa? Jaipong, di Maluku, Minahasa, di mana-mana ada kok," lanjut dia
Untuk itu, Prabowo menekankan dan berpesan kepada seluruh relawannya tetap fokus berkampanye tanpa memusingkan sindiran dan nyiyiran.
"Kita selesaikan kampanye ini dengan baik, dengan hormat, kita percaya dengan kekuatan rakyat, kita merasakan impian rakyat seterusnya," pesan dia.
Dibela TKN dan Gibran
Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Nusron Wahid membalas kritikan itu.
Menurut Nusron, Prabowo justru memiliki gagasan tapi cara penyampaiannya memang diselingi dengan joget.
"Masa sih orang serius terus dalam kampanye, masak orang enggak punya rileks. Kira-kira itu aja. Kalau dikatakan yang jelas Pak Prabowo itu mempunyai gagasan yang besar," imbuh Nusron di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (9/12/2023) malam.
Senada dengan Nusron, Wakil Direktur Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, apa yang dilakukan oleh Prabowo tersebut menunjukkan politik itu harus dijalankan dengan riang gembira.
"Seolah-olah pak prabowo hanya gimik, gimik gemoy joget, padahal itu adalah entry poin untuk menyampaikan pesan bahwasanya politik itu gembira," kata Dahnil dalam acara relawan Matahari Pagi Prabowo Gibran Mendengar di kawasan Senopati, Jakarta, Jumat (8/12/2023).
Menurut Dahnil, orang yang gembira pasti memiliki ide dan kreativitas yang baik, serta mempunyai daya pikir yang bagus dan berbekal kepribadian yang positif.
"Orang yang gembira pasti orang yang banyak gagasan, orang yang marah-marah terus orang yang cemberut terus pasti orang yang frustasi, orang yang gembira pasti punya banyak gagasan itu entry point," kata dia.
Baca juga: H-1 Jelang Debat, Intip Persiapan Ala 3 Capres: Minum Jamu, Banyak Baca, Istirahat Cukup
Merespons sindiran itu, Gibran pun buka suara.
Menurut dia, mengapa joget Prabowo dipersoalkan, itu menunjukan bahwa masyarakat dan pemimpinnya harus bersama-sama gembira dan sejahtera.
"Emang apa yang salah dengan joget? Apa yang salah dengan gembira sekarang saya tanya. Boleh tidal masyarakat hidup gembira. Boleh tidak masyarakat makin sejahtera. Boleh tidak masyarakat makin bahagia," tutur Gibran.
Kampanye ini kata dia, untuk menggaet pemilih anak muda.
Pasalnya, banyak program ke depan terkait pemanfaatan digital.
"Ke depan tantangan makin tidak mudah tapi kesempatan makin terbuka terutama untuk anak-anak muda, makanya ke depan kita fokus ke hilirisasi digital," beber Gibran.
Termasuk juga pengembangan artificial intelegance hingga sistem blockchain dan bioteknologi.
"Jadi kita siapkan anak-anak SMK yang ahli AI, kita siapkan jago-jago big data analytic, kita siapkan ahli-ahli block chain, kita siapkan ahli-ahli crypto dan ahli bioteknologi, kita juga ingin santri-santri yang pintar perbankan syariah, santri-santri yang ahli digital marketing , kita siapkan future talent dengan future skills," tukas Gibran.
Disindir PDIP
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyebut gimik politik Prabowo Subianto dengan berjoget, justru mengaburkan sosok Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Dia menilai apa yang dilakukan Prabowo telah membuktikan dirinya bukan Jokowi.
"Ketika saya bertanya dengan pengurus anak ranting, saya tanya, gimana dengan Pak Prabowo gojekannya? Wah pak, itu mah untuk membuktikan bahwa beliau memang bukan Pak Jokowi, itu jawaban dari anak ranting PDI Perjuangan," kata Hasto di Kawasan Kabupaten Serang, Banten, Minggu (10/12/2023).
Baca juga: VIDEO Saat Prabowo Subianto Tanggapi Kritik Maju Capres tapi Sering Joget: Gagasan Kami Sudah Hebat
Hasto menyebut Presiden Jokowi kenal dengan gaya blusukan, namun justru Prabowo tak bisa melakukannya.
"Sehingga gojek-gojekan (joget) dengan gemoy itu justru mengaburkan bahwa apa yang dilakukan oleh pak Jokowi seperti blusukan itu memang tidak bisa dilakukan oleh pak Prabowo," tuturnya.