TRIBUNNEWS.COM - Calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, memiliki program makan siang gratis dengan anggaran fantastis.
Program makan siang gratis Prabowo-Gibran ini diperkirakan akan menelan anggaran hingga Rp400 triliun per tahun.
Pasangan nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, pun beberapa kali memberikan komentar terkait program ini.
Ganjar sempat bertanya kepada Milenial dan Gen Z, apakah lebih memilih internet gratis atau makan siang gratis.
Baca juga: Ganjar Tawarkan Internet Gratis, Prabowo Usul Makan Siang Gratis, Anak Muda Pilih Mana di Pilpres?
Pertanyaan tersebut disampaikan Ganjar saat meluncurkan program internet gratis di Semarang, Jawa Tengah, Senin (1/1/2024).
"Aku kasih pilihan, makan siang gratis atau internet gratis?" tanya Ganjar.
"Internet gratis," jawab Milenial dan Gen Z yang hadir.
Kemudian, pria berusia 55 tahun itu menyinggung kunjungannya ke Boyolali beberapa hari lalu.
Ia mengatakan bahwa pada kunjungan tersebut, moyoritas lebih memilih internet gratis.
"Karena makan siang sudah cukup," ucap mantan Gubernur Jawa Tengah itu.
Ganjar menyebut jika dirinya bersama Mahfud MD menilai bahwa jika kreativitas anak muda itu terfasilitasi, maka kemajuan bisa dicapai lebih cepat.
"Dengan internet gratis, setuju nggak," tanya Ganjar.
"Setuju," jawab Milenial dan Gen Z.
Nantinya, sambung Ganjar, internet gratis di sekolah-sekolah akan membuat guru-guru kreatif, bisa merangsang siswa-siswi untuk bisa meraih lompatan.
"Teman-teman negeri ini bisa maju kalau kita mampu melompat. Kalau kita bisa melakukan lompatan, maka 2045 adalah cerita benar bukan cerita bohong. Karena semangat perubahan yang akan kita dorong untuk melakukan lompat-lompatan yang tinggi," tegas Ganjar.
Sementara itu, menurut Mahfud MD, program makan siang milik Prabowo-Gibran tersebut bagus, tetapi tak jelas prospeknya.
"Begini, kalau makan siang gratis itu baguslah, tetapi prospeknya apa?" kata Mahfud kepada wartawan di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Sabtu (30/12/2023).
Mahfud MD kemudian menyampaikan, dirinya bersama Ganjar Pranowo memiliki program yang lebih baik daripada makan siang gratis itu.
Program yang dimaksudnya adalah gastronomi. Ia menilai hal ini akan lebih memberdayakan masyarakat.
Mahfud meyakini program gastronomi nantinya akan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.
"Kita lebih dari itu. Orang tidak hanya dikasih ikan, tapi diberi pancingnya, pancing ikan. Kalau soal makan kita punya program namanya gastronomi. Bukan hanya makan siang, tapi makanannya juga sehat."
"Karena makan siang gratis susu dan sebagainya itu kan impor kira-kira barang barang impor, kalau gastronomi dari bumi kita dan laut laut kita."
"Itu nanti, tapi tidak dalam sebuah program yang khusus dan seketika. Itu nanti akan menjadi bagian program yang jangka panjang," ungkapnya.
Disoroti oleh Pengamat
Program makan siang gratis dengan anggaran besar ini kemudian disoroti oleh Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs, Ahmad Khoirul Umam.
Dirinya melihat adanya potensi masalah seperti korupsi pada program ini di kemudian hari.
Ia kemudian menilai bahwa yang dibutuhkan masyarakat saat ini ialah program yang dapat memberikan dampak langsung pada pembangunan masa depan.
"Bagi kelompok masyarakat dengan kategori miskin dan hampir miskin tentu program-program yang sifatnya transaksional akan menjadi insentif elektoral yang sangat memadai, tapi kan yang dibutuhkan masyarakat umum itu bagaimana kemudian program-program itu membawa dampak langsung pada pembangunan ke depan,” kata Umam kepada wartawan, Senin.
Umam menyebut program-program dengan embel-embel gratis dari kontestan Pilpres 2024 menguntungkan dari sisi insentif elektoral.
Namun, ia menyebut aspek prioritas penyusunan program harus diperhatikan oleh para kandidat.
Hal tersebut disampaikannya untuk menanggapi fenomena munculnya program-program dengan embel-embel gratis untuk masyarakat pada Pilpres 2024.
Menurut Umam, program-program gratis tersebut berkaitan langsung dengan kekhawatiran masyarakat mengenai mahalnya harga-harga kebutuhan.
"Kita memiliki struktur masyarakat yang sekitar 40 persen yang terkategori miskin atau hampir miskin dalam kategori World Bank (Bank Dunia), tetapi kemudian kelompok itu harus dipetakan betul, mana yang berhak mendapat uluran tangan negara, mana yang tidak," jelas Umam.
Mengenai program makan siang dan susu gratis Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Umam menyinggung transformasi ekonomi negara-negara Asia Timur yang disebutnya bertumpu pada penguatan sumber daya manusia.
"Untuk transformasi ekonomi, hal yang diperlukan adalah meletakkan penguatan basis pendidikan yang terintegrasi dengan industri," ucap Umam.
(Tribunnews.com/Deni/Rahmat Fajar Nugraha/Ibriza Fasti Ifhami/Fahdi Fahlevi)