TRIBUNNEWS.COM - Konflik Laut China Selatan menjadi masalah yang dibahas dalam debat ketiga Pilpres 2024, di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024).
Dimulai dari Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo mengungkap gagasannya mengenai konflik Laut China Selatan.
Lalu pernyataan Ganjar mengenai politik luar negeri disambut oleh Capres nomor urut 1, Anies Baswedan dan Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto.
Ganjar menilai pentingnya penyelesaian konflik Laut China Selatan untuk kedaulatan dan keamanan laut bagi Indonesia.
Menurutnya, selama puluhan tahun konflik Laut China Selatan belum menemukan titik temu.
Hal itu, menurutnya juga memiliki potensi risiko yang tinggi lantaran Laut China Selatan melibatkan banyak negara dan berpotensi membenturkan berbagai kekuatan, termasuk Tiongkok.
“DoC [Declaration of Conduct] dan CoC [Code of Conduct] Laut China Selatan selama 20 tahun lebih belum selesai,” ungkapnya dalam debat yang disiarkan live streaming di YouTube KPU.
Karena itu kemudian, dia menggagas agar Indonesia bisa mendorong sebuah “Kesepakatan Sementara” guna meredam konflik meruncing di kawasan tersebut.
Inisiatif ini, katanya, merupakan jalan pintas untuk memastikan keamanan Laut China Selatan.
“Kalau terjadi perang, yang mungkin tidak secara langsung terhadap kita, tetapi dampaknya sangat nyata. Karena itu, Kesepakatan Sementara bisa meredam dan mencegah potensi tersebut,” jelas Ganjar.
“Indonesia bakal dilihat berperan besar,” ungkapnya.
Baca juga: Kapten Timnas AMIN: Anies Bukan Seorang Militer Tapi Kuasai Hankam
Di sisi lain, Ganjar juga mendorong penguatan kekuatan matra laut.
Secara teknis, dia menyampaikan bakal menyediakan kapal-kapal tanker muatan logistik, sehingga menjamin patroli laut bisa secara simultan dan konsisten menjaga kedaulatan.
“Dengan sistem ini, patroli dan kekuatan laut tidak hanya kembali (bersandar), tetapi terus patroli di sana,” katanya.