News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Budiman Sudjatmiko Tanggapi Wacana Koalisi Kubu Ganjar-Anies: Jika Dipaksakan, Rakyat Meninggalkan

Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko. Budiman Sudjatmiko menanggapi wacana koalisi kubu Anies-Ganjar pada Pilpres 2024.

TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko, menanggapi wacana koalisi kubu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar alias Cak Imin dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD pada Pilpres 2024.

Menurut Budiman, wacana koalisi antara kubu pasangan nomor urut 1 Anies-Cak Imin dan pasangan nomor urut 3 Ganjar-Mahfud bisa saja terjadi di kalangan para elite.

Namun, dia ragu peleburan itu bisa terjadi di akar rumput masing-masing pasangan calon (paslon).

Alasannya, sambung Budiman, karena masyarakat pendukung masing-masing kubu memiliki asa, rasa, dan karsa yang berbeda.

"Masyarakat itu selalu punya rasa, karsa, dan asa sendiri."

"Masalahnya, jenis asa rakyat dari dua kelompok itu, (kelompok) satu dan tiga itu punya asa, rasa, dan karsa yang secara historis seperti minyak dan air."

"Saya ragu. Mungkin elitenya, iya (berkoalisi). Tapi masyarakatnya tertempa oleh nilai-nilai berbeda," ujar Budiman di lapangan parkir Artos Mall Magelang, Senin (15/1/2024), dikutip dari TribunJogja.com.

Pria berusia 53 tahun itu lantas berpendapat bahwa massa pendukung kubu Ganjar lebih memiliki kedekatan dengan massa pendukung pasangan nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Oleh sebab itu, menurut Budiman, apabila elite politik memaksakan koalisi Anies-Ganjar, rakyat justru akan meninggalkan mereka.

"Karena kita akui, massa 03 lebih dekat dengan massa 02. Jadi, kalau elitenya memaksakan 03 dengan 01 hanya untuk mengorek 02, saya yakin justru rakyat yang akan meninggalkan," jelasnya.

Lebih lanjut, Budiman menjelaskan bahwa skenario semacam itu biasanya terjadi kepada bangsa yang mengkhianati rasa, karsa, dan asa rakyatnya sendiri.

Baca juga: Wacana Koalisi Anies-Ganjar, JK Ingatkan Tak Ada Lawan dan Kawan Abadi Dalam Politik

"Saya aktivis bukan cuma tukang demo tapi juga tukang baca, tukang diskusi, tukang mikir juga. Baca sejarah juga."

"Kapan saatnya elite mengkhianati asa, rasa, dan karsa pendukungnya maka dia akan mengalami kebangkrutan politik," ujar Budiman.

Sementara itu, mantan Wakil Presiden Indonesia, yaitu Jusuf Kalla (JK) mengatakan bahwa dalam politik itu tak ada lawan dan kawan yang abadi.

"Yang ada kepentingan untuk memajukan bangsa ini. Memenangkan pemilu dan sebagainya."

"Jadi memang harus bersama-sama, kebersamaan," kata JK kepada wartawan usai menghadiri Dies Natalis ke-3 Universitas Insan Cita Indonesia (UICI) di Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat, Senin.

Meski begitu, Jusuf Kalla menegaskan keputusan untuk berkoalisi tetap berada di tangan pimpinan partai.

"Idenya oke, tapi para pimpinan partai (yang memutuskan). Berkoalisi kan pimpinan partai," sambungnya.

Komentar Cak Imin dan Mahfud

Mengenai wacana berkoalisi dengan kubu nomor urut 1, Cak Imin menyebut kubunya terbuka untuk berkomunikasi dengan semua pihak.

"Kita membuka komunikasi dengan semua," kata Ketua Umum PKB itu di Probolinggo, Jawa Timur, Minggu (14/1/2024).

Di sisi lain, dia mengaku belum ada pembicaraan formal antara kubunya dengan kubu nomor urut 3 untuk bergabung menjadi satu koalisi apabil Pilpres 2024 berjalan dua putaran.

Namun, Cak Imin memastikan komunikasi dapat dilakukan dengan pihak mana pun.

"Pembicaraan dan komunikasi itu biasa harus terus dilakukan, tapi siapa mau ke siapa ke pihak siapa belum tahu kalau belum ada hasilnya," tuturnya.

Di sisi lain, Mahfud MD mengatakan dirinya belum memikirkan rencana berkoalisi dengan kubu nomor urut 1.

Mahfud menegaskan dirinya saat ini masih fokus untuk memenangkan Pilpres 2024 yang akan digelar pada 14 Februari 2024.

"Saya belum berpikir satu putaran dua putaran, belum berpikir koalisi, pokoknya menang dulu. Itu aja,” kata Mahfud di Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (13/1/2024).

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul: Wacana Koalisi 01 dan 03, Budiman Sudjatmiko: Elitnya Bisa Bersatu Tapi Pendukungnya Sulit.

(Tribunnews.com/Deni/Rina Ayu Panca Rini/Chaerul Umam)(TribunJogja.com/Yuwantoro Winduajie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini