News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Fakta Khofifah Mundur dari Ketua Umum Muslimat NU, Ingin Fokus di TKN, Malam Ini Antar Surat ke PBNU

Penulis: Rifqah
Editor: Suci BangunDS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa di sela acara Peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-78 Muslimat NU di kawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Sabtu (20/1/2024). - Khofifah Indar Parawansa menyatakan bakal mundur akan mundur dari Ketua Umum PP Muslimat NU dan Ketua PBNU, mengaku ingin fokus di TKN Prabowo-Gibran.

TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyatakan bakal mundur akan mundur dari Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) dan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) 2022-2027.

Lalu, alasan Khofifah mengundurkan diri karena mengaku akan fokus di TKN Prabowo-Gibran mulai besok, Minggu (21/1/2024).

"Besok Insyaallah masuk TKN, kawan-kawan," ujar Khofifah.

Sebagaimana diketahui, Khofifah resmi memberikan dukungannya kepada pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Khofifah bergabung ke TKN dan ditunjuk sebagai dewan pengarah sekaligus juru kampanye nasional (jurkamnas) untuk pemenangan.

Tak hanya siap untuk jadi Jurkamnas, Khofifah saat itu juga menyatakan siap untuk masuk dalam struktur TKN.

Malam Ini Serahkan Surat Pengunduran Diri ke PBNU

Surat pengunduran diri resmi Khofifah itu bakal diserahkan ke PBNU pada Sabtu 20 Januari 2024 malam ini.

Khofifah pun memastikan dirinya akan mulai nonaktif pada besok, Minggu (21/1/2024).

"Nanti malam saya akan menyampaikan surat ke PBNU untuk nonaktif karena saya juga salah satu Ketua PBNU."

"Insyaallah mulai besok saya nonaktif, kira-kira begitu," ujar Khofifah saat ditemui awak media usai acara Peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-78 Muslimat NU di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Sabtu (20/1/2024).

Baca juga: Hasil Survei Capres 2024 Terbaru Lengkap Survei Tertinggi Calon Presiden 2024 Jawa Tengah Jawa Timur

Gus Yahya Minta Khofifah Nonaktif dari Jabatan Jika Jadi Jurkamnas

Pengunduran diri Khofifah tersebut, pada akhirnya menjawab pernyataan dari Ketua PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya.

Pasalnya, sebelumnya, Gus Yahya memeinta kepada Khofifah agar nonaktif dari jabatanya sebagai Ketua Umum Muslimat NU, apabila telah resmi terdaftar sebagai Jurkamnas Prabowo-Gibran.

"Soal Bu Khofifah kalau memang dia sudah secara resmi terdaftar sebagai jurkampanye atau terdaftar ke tim TKN kalau sudah resmi terdaftar maka dia harus non aktif dari jabatannya sebagai Ketua Umum Muslimat NU," jelas Yahya di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (18/1/2024).

PBNU, kata Gus Yahya, telah menetapkan parameter sendiri jika terdapat pengurusnya terlibat langsung dalam konstelasi Pemilu 2024.

Adapun, parameter itu yakni seluruh pengurus PBNU harus mengundurkan diri dari jabatannya di internal lembaga, jika secara resmi menjadi tim kampanye calon presiden dan calon wakil presiden.

"Maka kalau pertanyannya soal Bu Khofifa kalau sekarang beliau bahwa menjadi juru kampanye ya kita lihat kalau sudah resmi masuk tim kampanye, ya beliau harus non aktif dari jabatannya sebagai Ketua Umum Muslimat NU," pungkasnya.

Profil Khofifah Indar Parawansa

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa tiba sebelum acara pelantikan presiden dan wakil presiden di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2019) - Khofifah resmi bergabung bersama TKN Prabowo-Gibran dan ditujuk menjadi juru kampanye nasional, bakal ikut kampanye bersama. (KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Khofifah memulai karier sebagai dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Taruna, Surabaya pada tahun 1989.

Pada tahun 1991 ia mulai terjun ke dunia politik dengan menjadi caleg DPR dari Partai Pembangunan Pembangunan.

Ia pun akhirnya terpilih sebagai anggota DPR dari PPP periode 1992-1998.

Khofifah termasuk salah satu anggota dewan termuda ketika itu dan masih berusia 27 tahun, sebagai pimpinan fraksi PPP sekaligus menjabat sebagai pimpinan komisi. 

Kemudian, pasca Orde Baru, Khofifah keluar dari PPP dan hijrah ke Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), partai yang digagas Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

Bahkan, saat KH Abdurrahman Wahid terpilih sebagai Presiden, Khofifah ditunjuk sebagai Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Kepala BKKBN.

Namun, sayangnya tidak lama kemudian Gus Dur dilengserkan dan posisi Khofifah digantikan orang lain.

Tak berhenti sampai di situ, karier politiknya terus berlanjut ketika dia maju sebagai calon gubernur dalam Pilkada Jatim 2008.

Sempat gagal, di tahun itu, Khofifah tak patah arang dan kembali maju kembali dalam Pilgub Jawa Timur 2013-2018, tapi gagal lagi.

Terpilihnya Jokowi sebagai Presiden untuk periode kedua, membawanya kembali ke kabinet. Khofifah ditunjuk menjadi Menteri Sosial Kabinet Kerja (2014-2019).

Hanya saja, ia kemudian mengundurkan diri pada Januari 2018 demi bisa mencalonan diri ketiga kalinya sebagai calon gubernur Jawa Timur 2018.

Berbeda dengan dua pilkada sebelumnya, Khofifah yang berpasangan dengan Emil Dardak kali ini berhasil keluar sebagai pemenang.

Mereka mengalahkan pasangan Saifullah Yusuf dan Puti Guntur Soekarno.

(Tribunnews.com/Rifqah/Fahmi Ramadhan/Ashri Fadilla)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini