News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

CEK FAKTA: Mahfud MD Sebut Lahan Pertanian Makin Sempit Tapi Subsidi Pupuk Makin Besar, Apa Benar?

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Cawapres nomor urut 3 Mahfud MD memberi paparan saat mengikuti debat ketiga Pilpres 2024 di JCC Senayan, Jakarta, Minggu (21/1/2024). Debat keempat ini bertemakan energi, sumber daya alam, sumber daya manusia, ajak karbon, lingkungan hidup dan agraria serta masyarakat adat. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3 Mahfud MD mengatakan sumber daya alam Indonesia sangat kaya.

Tapi hal ini tidak selaras dengan kaum petani yang tidak sejahtera dan berdaulat.

Selain itu, lanjutnya, lahan pertanian juga disebut makin sedikit tapi di sisi lain subsidi pupuk makin besar.

Mahfud pun mempertanyakan hal ini.

"Sumber daya alam kita sangat kaya tapi pangan belum berdaulat petani makin sedikit tapi subsidi pupuk makin besar. Pasti ada yang salah. Petani makin sedikit, lahan makin sempit. Subsidi setiap tahun naik pasti ada yang salah," kata Mahfud dalam debat keempat Pilpres 2024 di JCC Senayan, Jakarta, Minggu (21/1/2024).

Baca juga: Soal Pangan Nasional, Cak Imin: Pertanian Kita Tidak Memiliki Air dan Irigasi yang Memadai

Benarkan pernyataan Mahfud tersebut?

Merujuk pada data Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) yang berpusat di Roma, Italia, mencatat angka kelaparan Indonesia pada tahun 2022 mencapai 16,2 juta.

Angka ini selaras di mana Indonesia masih bergantung dengan pasar impor untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokoknya.

Berdasarkan dokumen Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian yang dirilis tahun 2020 perihal luas lahan pertanian, lahan sawah dari tahun 2015 tercatat 8 juta hektare.

Baca juga: Cak Imin Janji Naikkan Dana Desa Jadi Rp 5 Miliar

Lahan sawah ini sempat bertambah pada tahun 2016 menjadi 8,19 juta hektare.

Namun lahan sawah berkurang sekitar 1 juta hektare menjadi 7,1 juta hektare.

Tapi jumlah lahan sawah ini kembali naik pada 2019 sebesar 7,4 juta hektare.

Sementara lahan pertanian bukan sawah mengalami fluktuatif sejak 2015 hingga 2019.

Jika pada 2015 lahan pertanian bukan sawah sebesar 29,3 juta hektare, tapi angka ini berkurang pada tahun berikutnya menjadi 28,5 juta hektare, sempat naik di tahun 2017 dengan 29,1 juta hektare, turun di 2018 dengan 27,7 juta hektare, dan pada 2019 sebesar 29,3 juta hektare.

Adapun berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, tercatat terjadi penambahan jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP) dari 25,7 juta di tahun 2022, menjadi 27,7 juta di tahun 2023.

Kendati RTUP meningkat, namun tercatat sejak tahun 2019, anggaran subsidi untuk pupuk menurun hingga sekarang.

Tercatat pada tahun 2019 alokasi anggaran untuk subsidi pupuk digelontorkan pemerintah sebesar Rp 34,3 triliun.

Angka ini terus menurun sejak saat itu hingga sekarang, yakni tahun 2020 sebesar Rp 31 triliun, lalu Rp 27 triliun pada tahun 2021, dan Rp 25,3 triliun pada tahun 2022.

Sebagai informasi artikel ini adalah hasil kolaborasi Aliansi Jurnalis Independen, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia (Mafindo), Cekfakta.com bersama 18 media dan 7 panel ahli di Indonesia.

Panel ahli yang terlibat antara lain Direktorat Informasi dan Data Auriga Nusantara Adhitya Adhyaksa; Dosen Hubungan Internasional Universitas Darussalam Gontor Afni Regita Cahyani Muis; Senior Analyst Climateworks Centre Fikri Muhammad; Peneliti Sajogyo Institute Kiagus M. Iqbal; Dosen Hubungan Internasional Universitas Islam Indonesia Masitoh Nur Rohma; Lead, Knowledge Generation Koalisi Sistem Pangan Lestari Romauli Panggabean; Researcher University of Queensland Udiana Puspa Dewi; Dosen Fakultas Ilmu dan Bisnis Universitas Padjadjaran Viktor Primana.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini