Ia lolos tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 1999 dengan penempatan di Purbalingga.
Namun, Atikoh kemudian mengajukan mutasi ke Jakarta untuk mengikuti Ganjar yang bekerja di ibu kota.
"Di Purbalingga kan langsung nikah sama Mas Ganjar, dari 1999 kita LDR, Mas Ganjar di Jakarta," ungkap Atikoh dalam acara 'Cerita Ibu Atikoh', Sabtu (17/6/2023).
Di Jakarta, Atikoh merasakan menjadi PNS di bawah kepemimpinan tiga Gubernur berbeda, yaitu Fauzi Bowo, Joko Widodo (Jokowi), dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
"Jadi saya sempat ada tiga gubernur. Pak Fauzi Bowo, Pak Jokowi sama Pak Ahok," jelasnya.
Meski demikian, ia pernah dijuluki sebagai PNS 'siluman' lantaran mengambil cuti di luar tanggungan negara selama tiga tahun.
Sebagai informasi, cuti di luar tanggungan negara merupakan cuti dimana seorang PNS tidak menerima gaji, tunjangan, maupun kenaikan pangkat.
Baca juga: BREAKING NEWS: Atikoh Dilaporkan ke Bawaslu karena Diduga Ajak ASN saat Kampanye di Sulut
Cuti itu diambil Atikoh lantaran sibuk sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Tengah, setelah Ganjar terpilih menjadi Gubernur Jateng.
Menanggapi dirinya disebut PNS 'siluman', Atikoh mengatakan dirinya tidak bisa berhenti begitu saja sebagai PNS DKI Jakarta.
"Kalau saya tiba-tiba berhenti begitu saja kan tidak bisa. Etikanya seperti apa, saya harus pamitan dulu sama Pak Ahok," ujar Atikoh saat itu, Kamis (5/5/2016), dilansir TribunSolo.com.
Lebih lanjut, ia mengatakan selama menjadi PNS di DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Jokowi dan Ahok, dirinya sengaja menyembunyikan posisinya.
Atikoh tidak ingin Jokowi dan Ahok mengetahui bahwa dirinya adalah anak buah mereka.
Alasannya, Atikoh ingin diapresiasi karena kinerjanya, bukan karena sebagai istri Ganjar.
"Dulu ketika Pak Jokowi jadi Gubernur, Pak Jokowi sama sekali tidak tahu saya bawahannya karena saya menjaga profesionalisme, walaupun (Pak Jokowi) sama Mas Ganjar sudah sangat kenal," ungkap Atikoh.