Pemilu saat Orde Baru memang berlangsung tak adil, tetapi cara-cara yang dilakukan kala itu tidak dengan mengintimidasi.
"Bahwa ada artinya mengarahkan (saat Orde Baru) ada juga, tapi tidak dengan ancaman seperti sekarang, tidak masif dari atas ke bawah. Namun, sistemnya memang dikuasai," papar JK.
Bukan hanya itu, Jusuf Kalla juga menyoroti pencalonan putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, sebagai wakil presiden.
Dia tak masalah Gibran maju dalam kontestasi Pemilu 2024, tetapi JK mempermasalahkan prosesnya yang menabrak konstitusi.
Apabila prosesnya salah, sambung Jusuf Kalla, maka hasilnya juga akan salah.
Buktinya Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Anwar Usman, yang merupakan paman Gibran itu dicopot dari jabatannya sebagai ketua imbas putusan yang diketuknya.
"Kita tidak memprotes karena anaknya (Jokowi) berusaha jadi (cawapres) tidak, yang kita protes itu caranya. Prosesnya. Kalau prosesnya salah, hasilnya juga pasti salah."
"Buktinya Ketua MK (Mahkamah Konstitusi)-nya dipecat kan, itu saja. Kalau ketua MK-nya dipecat berarti ada masalah besar kan. Ini tidak bisa dibantah," ujarnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul: Jusuf Kalla Sebut Pemilu 2024 Terburuk, TKN Prabowo-Gibran: Belum Pernah Rasakan Posisi Oposisi dan Presiden Jokowi Bikin Syok Soal Netralitas di Pilpres 2024, Apa Kata JK, PDIP dan Timnas AMIN?
(Tribunnews.com/Deni)(WartaKotalive.com/Alfian Firmansyah/Valentino Ferry)