News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Jubir Timnas AMIN Soal Tesla Beralih ke LFP: Luhut Serang Balik Pakai Opini Sendiri

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Harita Nickel menjadi perusahaan nikel pertama yang menghasilkan produk hilirisasi dari bijih nikel kadar rendah (limonit) berkat pengadaan Refinery di Kawasan Industri Pulau Obi.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Juru Bicara Timnas Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) Hasreza atau akrab disebut Reiza Patters merespons statemen istana melalui Luhut Binsar Panjaitan mengenai paparan Muhaimin dan Tom Lembong mengenai hilirisasi nikel.

“Justru Pak Luhut terlalu reaktif menyikapi itu. Jelas kok bahwa produksi nikel Indonesia untuk membanjiri pasar nikel dunia lebih dari 50 persen supply.

Walaupun bukan satu-satunya penyebab harga nikel dunia turun drastis hingga 45%, peran Indonesia membanjiri pasar nikel dengan pasokan berlebih menyebabkan surplus dunia di tengah melemahnya konsumsi nikel dunia,” ujar Reiza Patters, Jumat 26 Januari 2024.

Baca juga: Begini Nasib Program Jokowi Soal Hilirisasi Usai Anjloknya Harga Nikel Global

Reiza mengungkapkan pula bahwa Tesla sudah mulai beralih ke LFP atau Lithium Ferro Phospat untuk baterai kendaraan listriknya.

“Fakta itu jelas dan bisa dibaca di media-media bagaimana Elon Musk sendiri mengatakan bahwa sebagian besar proyek elektrifikasi mereka adalah baterai berbasis LFP. Bahkan dalam paper Master Plan Bagian 3 Tesla, mereka akan menggunakan baterai LFP untuk truk listrik berat jarak pendek yang disebut Semi Light,” kata dia.

Menurut Reiza, Luhut menyerang di luar konteks dan narasinya menjadi serangan personal.

“Pak Tom Lembong dan Gus Muhaimin sudah di luar pemerintahan dan wajar saja jika menyerang kebijakan pemerintah. Yang diserang itu kebijakan dan diperkuat dengan data yang ada. Lalu Luhut menyerang balik dengan dasar opini sendiri yang datanya pun cuma dia sendiri yang tahu, sehingga sulit bagi publik untuk melakukan cross check,” kata dia.

Reiza menilai Indonesia harus membatasi produksi nikel agar cadangan dan produksi berjalan dengan seimbang.

“Tidak cepat habis dan berpotensi menyebabkan kita justru menjadi konsumen nikel dunia akibat eksploitasi yang berlebihan. Jadi, ya buat saya, tanggapan Pak Luhut itu seperti tanggapan orang yang kebakaran jenggot ketika kebijakannya yang ngawur dibuka ke publik,” pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini