Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana, mengatakan implementasi program food estate ini hanya perlu dievaluasi.
"Iya (tidak gagal), tapi dievaluasi terus karena tentu implementasinya ada beberapa hal yang sifatnya kompleks yang perlu dilakukan penyempurnaan," kata Ari di Istana Negara Jakarta, Senin (22/1/2024).
Ari mengatakan perbaikan dalam proyek ini harus terus dilakukan agar cita-cita ketahanan pangan bisa tercapai.
"Implementasinya kan tentu ada evaluasi, perbaikan-perbaikan, penyempurnaan terus berjalan. Ya supaya apa yang tujuan kebijakan itu bisa tercapai," ucapnya.
Ari menjelaskan bahwa proyek ini sejatinya dibentuk untuk merespons situasi nasional soal pangan yang dihadapi bangsa mengingat saat ini dunia sedang krisis pangan.
Ia mengatakan banyak negara yang gagal tak bisa memenuhi kebutuhan pangan karena krisis di dunia.
"Jadi, setelah pandemi diketahui bahwa seluruh dunia menghadapi ancaman krisis pangan."
"Banyak negara yang kemudian menjadi negara gagal karena dia tidak mampu memenuhi kebutuhan pangannya, harga pangan juga melambung tinggi di pasaran dunia," ujarnya.
Akan hal tersebut, Presiden Joko Widodo pun menginisiasi terobosan besar ini.
Menurutnya, dengan program food estate, kemandirian di sisi pangan akan terbentuk.
"Maka dari itu kebijakan lumbung pangan adalah menghasilkan produksi yang bisa memenuhi cadangan pangan pemeirntah, sehingga kemampuan kita untuk mandiri dari sisi pangan itu bisa tercukupi, tidak perlu impor, tidak perlu tergantung dari negara lain khususnya ketika harga cukup tinggi," ujarnya.
(Tribunnews.com/Milani Resti/Igman Ibrahim)