TRIBUNNEWS.com - Calon presiden (capres) nomor urut dua, Prabowo Subianto, membeberkan cerita soal Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang akan dihukum gantung di Malaysia.
Ia mengaku mengetahui hal tersebut dari seorang aktivis.
"Saya pernah punya pengalaman, saya pernah diberi tahu oleh seorang aktivis perempuan, tentang seorang pekerja perempuan di Malaysia yang dua minggu lagu mau digantung."
"Kalau tidak ada berita dari aktivis seperti ini, kita tidak bisa bantu dan intervensi," ungkap Prabowo dalam debat capres, Minggu (4/2/2024), dikutip dari YouTube KPU RI.
Lalu, bagaimana faktanya? Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Gibran, Hamdan Hamedan, pernah menyinggung perihal tersebut.
Ia mengatakan Prabowo pernah menolong TKW bernama Wilfrida Soik asal Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), dari hukuman mati di Malaysia.
Hamdan mengatakan, kala itu Prabowo melobi pemerintah Malaysia untuk mencegah Wilfrida dieksekusi.
"Sebagi purna diaspora, saya masih ingat lobi beliau kepada pemerintah Malaysia dan menyewa pengacara terbaik, dalam menyelamatkan Wilfrida, TKI asal Indonesia, dari tiang gantungan."
"Bagi Pak Prabowo, tidak boleh ada anak bangsa yang diperlakukan tidak adil, apalagi diberikan hukuman mati di negeri orang," kata Hamdan kepada awak media, Jumat (5/1/2024).
Salah satu upaya Prabowo menyelamatkan Wilfrida dari hukuman gantung adalah bertemu pengacara kondang Malaysia, Tan Sri Muhammad Shafee.
Tan Sri merupakan tangan kanan Perdana Menteri Malaysia saat itu, Najib Razak.
Baca juga: Cek Fakta: Anies Sebut 15 Juta Orang Jadi Korban Kekerasan Seksual, Betulkah Klaim Itu?
Pertemuan Prabowo antara Tan Sri terjadi di Malaysia pada 13 September 2013 silam.
Tak hanya itu, Prabowo juga sempat menemui Wilfrida yang ditahan di Penjara kota Baru Kelantan.
Bahkan, saat masa tenang Pemilu Legislatif 2014, Prabowo terbang ke Malaysia untuk mengikuti sidang vonis Wilfrida.
Upaya Prabowo tersebut membuahkan hasil baik.
Pada Agustus 2015, Wilfrida berhasil lolos dari hukuman mati berdasarkan hasil banding tertinggi Pengadilan Malaysia.
Bahkan, Prabowo hadir di Mahkamah Rayuan Putrajaya untuk mendampingi Wilfrida.
"Dalam sidang hari ini, selain Satgas KBRI, juga telah hadir Bapak Prabowo Subianto yang selama ini memberikan perhatian dan dukungan terhadap pembelaan Wilfrida Soik," kata Fungsi Penerangan, Sosial, dan Budaya KBRI Kuala Lumpur, Selasa (25/8/2015), dikutip dari Pos-Kupang.com.
Sebagai informasi, Wilfrida divonis hukuman mati atas dugaan pembunuhan terhadap majikannya yang terjadi pada Desember 2010.
Wilfrida sendiri merupakan korban perdagangan orang yang dikirim ke Malaysia secara ilegal.
Saat dikirim ke Malaysia, Wilfrida masih di bawah umur.
Kembali Berkomunikasi
Pada akhir Januari 2024, Prabowo terlihat berkomunikasi lagi dengan Wilfrida.
Momen itu terjadi dalam deklarasi dukungan Aliansi Advokat Indonesia di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Jumat (26/1/2024).
Komunikasi itu terjadi secara daring dengan perantara Otto Hasibuan.
Baca juga: Cek Fakta: Anies Sebut 15 Juta Orang Jadi Korban Kekerasan Seksual, Betulkah Klaim Itu?
“Wilfrida sekarang ada di mana?” tanya Prabowo.
“Di Atambua (NTT), Pak,” jawab Wilfrida.
Prabowo juga menanyakan tempat tinggal hingga keluarga Wilfrida.
“Nanti kalau saya ke Atambua, saya cari Bu Wilfrida ya."
"Di situ ada Politeknik Universitas Pertahanan, jadi saya sering nengok ke sana. Saya enggak tahu Bu Wildrida ada di Atambua, nanti saya cari ya,” kata Prabowo.
“Waktu itu di Johor Baru (Malaysia) bekerja di rumah sakit ya?” tanya Prabowo lagi.
“Iya, Pak,” jawab Wilfrida.
“Ya mudah-mudahan bisa bekerja di rumah sakit ya. Sampai kita ketemu lagi ya,” kata Prabowo menutup pembicaraan.
Sebagian artikel ini telah tayang di Pos-Kupang.com dengan judul Prabowo Saksikan Langsung Putusan Bebas Wilfrida Soik
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, Pos-Kupang.com, Kompas.com/Nirmala Maulana Achmad)