News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Reaksi Ganjar Tahu Ahok Dikabarkan sebagai ‘Kuda Putih’ Jokowi: Dia Teman Saya

Editor: Acos Abdul Qodir
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

(Atas) Prabowo Subianto bergandengan tangan dengan Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok saat Pilkada DKI Jakarta 2012 - (Bawah) Ahok bersama calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo

TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN – Calon Presiden (Capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo menjawab keraguan sejumlah kalangan terkait dukungan mantan Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok untuk dirinya dan Mahfud MD.

Dikabarkan, dukungan Ahok kepada pasangan capres-cawapres nomor urut 3, Ganjar-Mahfud, akan menghambat pembentukan koalisi paslon nomor 3 dan paslon nomor 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, jika Pilpres 2024 berlangsung dua putaran.

Pasalnya, Ahok dianggap sebagai ‘Kuda Putih’ Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Apabila, paslon 3, Ganjar-Mahfud lolos ke putaran kedua Pilpres 2024, kemungkinan tidak akan berkoalisi dengan paslon nomor 1.

“Ya, semuanya akan bisa mempertimbangkan, memperhitungkan, dan berasumsi. Pak Ahok adalah teman saya. Dia sudah lama bersama saya, dan tentu saja dia punya nilai-nilai,” kata Ganjar merespons Ahok sebagai ‘Kuda Putih’ Jokowi usai berorasi politik pada Hajatan Rakyat Kalimantan Timur di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa (6/2/2024).

Nilai-nilai itu, jelas Ganjar, ditunjukkan Ahok sewaktu menjabat anggota DPR RI, Wakil Gubernur DKI Jakarta, hingga Gubernur DKI Jakarta.

Baca juga: Turun Gunung ke Jakarta, Ahok Siap Gerus Suara Basis Massa Anies untuk Ganjar-Mahfud

Baca juga: BREAKING NEWS: TKN Temukan Dugaan Ribuan Surat Suara di Malaysia Tercoblos Ganjar-Mahfud

Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta ketika Jokowi memenangkan Pilpres 2014.

Sebelumnya, Jokowi menjabat Gubernur DKI Jakarta, dan Ahok sebagai wakilnya. Keduanya memenangkan Pilkada DKI Jakarta tahun 2012.

“Ingat semua kasusnya? Orang jualan ayat, dan kemudian dia masuk penjara. Dan, dia ikhlas itu. Lalu, dia menjadi seorang profesional dengan bayaran yang cukup dan memilih keluar untuk membantu saya, karena sebuah nilai,” kata Ganjar.

Nilai-nilai itu, lanjutnya, secara universal bisa dipertanggung jawabkan. 

Take it or leave it, itu saja,” pungkas Ganjar. (Tribunnews/Yls)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini