Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat W Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Zenzi Suhadi mengenang saat 2014 Jokowi mendatangi kantornya dan bertanya bagaimana mewujudkan kemakmuran rakyat Indonesia.
Kala itu kata Zenzi dirinya menaruh harapan besar terkait mewujudkan kemakmuran ke Jokowi yang tengah maju menjadi calon presiden di 2014.
Tapi kini, ia menyebutkan hal itu terjadi sebaliknya.
"Tahun 2014 yang lalu menjelang pemilu pemilihan presiden seorang Gubernur Jakarta saat itu kandidat presiden datang ke kantor WALHI," kata Zenzi pada acara Seruan Keprihatinan Bangsa, Jakarta Selatan, Selasa (6/2/2024).
Ia melanjutkan, saat itu, Jokowi bertanya apa yang harus dilakukan untuk mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi rakyat guna menyelamatkan lingkungan.
Baca juga: Ramai Akademisi dari Berbagai Kampus Kritik Presiden Jokowi, Ini Respons PP Himmah
"2014 yang lalu kami di Walhi berharap keadilan ekologis itu akan terbentuk karena selama ini ada jarak antara penguasa dengan rakyat dalam mewujudkan keadilan ekologi," katanya.
Ketika seorang kandidat presiden datang ke kantor Walhi tahun 2014 lalu, kata Zenzi, dirinya punya harapan keadilan ekologi itu akan terbentuk.
Baca juga: Reaksi Ganjar Tahu Ahok Dikabarkan sebagai ‘Kuda Putih’ Jokowi: Dia Teman Saya
"Tetapi saat ini 9 tahun kemudian kami melihat keadilan ekologi itu semakin jauh dari rakyat. Karena orang yang sama datang ke kantor Walhi 9 tahun yang lalu dia (Jokowi) bukan hanya menjauhkan jarak antara negara dengan rakyat. Tapi dia juga menghapuskan makna keadilan itu sendiri," tegasnya.
Menurutnya hal itu dikarenakan orang-orang yang bersama Jokowi saat ini mencederai demokrasi dan nilai-nilai kebenaran di negeri ini.
"Orang-orang yang merampas sumber kemakmuran rakyat, orang-orang yang menghancurkan lingkungan di Indonesia," jelasnya.