TRIBUNNEWS.COM - Sekretaris Jenderal (Sekjen ) PDIP Hasto Kristiyanto menanggapi soal pidato pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (14/2/2024).
Pidato yang disampaikan di depan ribuan pendukung itu disebut sebagai pidato kemenangan Prabowo-Gibran dalam menyikapi hasil hitung cepat atau quick count Pilpres 2024.
Diketahui, hingga berita ini ditulis, hasil quick count dari enam lembaga survei menunjukan Prabowo-Gibran unggul sementara dengan meraih angka diatas 50 persen.
Hasto menilai, kubu paslon 02 terlalu dini menyimpulkan hasil Pilpres karena hanya berbekal data quick count.
Padahal rekapitulasi suara versi manual masih dihitung oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Ia pun menganggap bahwa kubu 02 tak paham mengenai tahapan-tahapan pemilu.
"Yang melakukan pidato kemenangan tidak memahami suatu tahapan-tahapan pemilu, karena menang tidaknya itu ditentukan dari rekapitulasi yang dari bawah, bukan dari hasil quick count," ungkap Hasto di Gedung TPN Kebun Jeruk, Jakarta, Kamis (15/2/2024).
"Sehingga kami mengimbau agar semua media baik itu televisi untuk fokus dalam rekapitulasi perhitungan KPU," lanjutnya.
Hasto meminta seluruh pihak fokus deng tahapan pemilu yang saat ini masih berjalan.
Ia juga meminta semua pihak untuk mengawal suara rakyat yang hingga saat ini masih diproses.
"Ketika ada pihak-pihak yang kemudian menyampaikan pidato kemenangan, menyampaikan pidato janji-janji manis, tentu saja itu terlalu dini."
Baca juga: Prabowo-Gibran Unggul Quick Count 58 Persen, Bahlil: Ini Kemenangan Rakyat
"Karena tahapan kita belum kesana, kita mengawal bersama-sama agar suara rakyat bisa betul-betul dipertanggungjawabkan," ujarnya.
Sebelumnya, Prabowo dan Gibran menyampaikan pidato di depan ribuan pendukungnya di Istora Senayan, Jakarta, pada Rabu (14/2/2024) malam.
Pidato itu dihadiri sejumlah tokoh-tokoh penting, diantaranya Menteri BUMN Erick Thohir, Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani, Menkominfo Budi Arie Setiadi, Sekretaris TKN Nusron Wahid, Budiman Sudjatmiko, Ketum PBB Yusril Izha Mahendra hingga Menpora Dito Ariotedjo.