News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Prabowo Sulit Rangkul Semua Pihak Termasuk Lawan Politik jika Terpilih jadi Presiden, Ini Alasannya

Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Acos Abdul Qodir
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasangan calon (paslon) 02, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (14/2/2024).

Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto dinilai akan sulit mewujudkan keinginannya untuk merangkul seluruh pihak, termasuk lawan politiknya jika terpilih menjadi presiden periode 2024-2029.

Demikian penilaian itu diungkapkan oleh Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga yang mendasar pada kondisi partai politik pasca Pemilu 2024.

Menurut dia, akan ada beberapa partai politik yang memilih menjadi oposisi atau berada di luar pemerintahan jika pasangan Prabowo-Gibran memimpin.

"Jadi, keinginan Prabowo merangkul semua parpol tampaknya akan sulit terwujud. Sebab, tetap akan ada parpol yang lebih ideologis sehingga tidak mudah bergabung sesuai ajakan Prabowo," kata Jamiluddin saat dimintai tanggapannya, Kamis (15/2/2024).

Meski begitu, Jamiluddin menyatakan, kondisi itu memang yang dibutuhkan, dimana harus ada partai politik yang berada di luar pemerintah.

Sebab, jika seluruh parpol berhasil dirangkul, maka bukan tidak mungkin nantinya pemerintahan akan lebih dominan dan tidak punya kontrol.

"Parpol pengusung non Prabowo diharapkan menjadi oposisi. Hal ini diperlukan agar pemerintahan Prabowo nantinya tidak terlalu dominan," kata Jamiluddin.

Baca juga: Prabowo-Gibran Unggul di Quick Count, Tim Hukum AMIN Ungkap 9 Bentuk Kecurangan Pilpres 2024 Ini

Dirinya mencontohkan kondisi negara Indonesia di era Presiden Jokowi -Ma'ruf, dimana pemerintahan saat ini terlalu dominan.

Alhasil kata Jamiluddin, kondisi itu berpengaruh pada kinerja Dewan Perwakilan Rakyat RI (DPR) yang cenderung kebijakannya tidak selaras dengan kebutuhan rakyat.

Dia bahkan menganalogikan DPR RI di periode 2019-2024 ini seperti mandul dan berdampak pada sistem demokrasi di Indonesia.

"Setidaknya pengalaman 2019-2024, pemerintahan Jokowi terlalu dominan. Hal itu membuat DPR menjadi mandul. Hal ini telah membahayakan demokrasi di tanah air," tutur dia.

Baca juga: Gibran Ingin Sowan Setelah Unggul di Quick Count Pilpres 2024, Ganjar: Belum Dikontak

Jamiluddin lantas memprediksi beberapa parpol yang akan gabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran jika benar terpilih, dan parpol oposisi.

Parpol yang bergabung menurut dia akan ada empat, dan sebagian besar pengusung Ganjar-Mahfud.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini