TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tingkat kepuasan masyarakat terhadap penyelenggara pemilu menurun berdasarkan survei nasional Lembagai Survei Indonesia (LSI).
Tercatat 71,2 persen masyarakat menilai mereka puas dengan penyelenggaran Pemilu 2024.
Namun angka itu disebut Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan menurun dibandingkan hasil survei sebelumnya.
"Kalau yang saya ingat adalah bahwa penilaian tingkat kepuasan ini menurun dibandingkan dengan survei-survei sebelumnya," kata Djayadi dalam rilis survei yang berlangsung daring, Kamis (18/4/2024).
Pada Hari H Pemilu atau 14 Februari tingkat kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemilu mencapai angka 94 persen.
Kemudian angkat itu menurun dalam survei pasca-pemilu menjadi 84 persen.
"Sekarang sebulan lagi, sebulan kemudian pasca-survei post election itu tingkat kepuasan terhadap penyelenggaraan pemilu juga turun lagi dari 84 menjadi 71,2," jelasnya.
"Jadi ada kecenderungan penurunan tingkat kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemilu," ia menambahakan.
Djayadi melihat ada dua penyebab turunya tingkat kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemilu.
Pertama adalah karena proses penyelenggaraan pemilu sudah selesai dan isunya kini telah berganti dari dua bulan sejak Hari H. Sehingga penyelenggaraan pemilu bukan jadi bagian top of mind masyarakat.
Alasan kedua adalah karena kini masyarakat sudah berpindah fokus dalam proses persidangan sengketa pemilihan umum presiden (pilpres) yang berlangsung di Mahkamah Konstitusi (MK).
Baca juga: Sambil Laksanakan Sengketa Pemilu, KPU Mulai Masuk ke Tahapan Pilkada
Adapun untuk masyarakat yang kurang puas dalam data terbaru LSI ini hanya tercatat 18,8 persen dan yang tidak puas sama sekali tercatat 8,6 persen.
Target populasi survei adalah warga negara Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon selular, yakni 83 persen dari total populasi nasional.
Pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD). Dengan teknik RDD, sampel sebanyak 1.213 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor secara acak, validasi, dan screening.
Margin of error diperkirakan kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.