TRIBUNNEWS.COM - Presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka beda sikap soal rencana 100 ribu pendukungnya turun dalam aksi damai di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jumat (19/4/2024).
Rencana aksi damai itu sempat mencuat setelah diungkap Komandan Tim Kampanye Nasional (TKN) Golf (Relawan) Prabowo-Gibran, Haris Rusly Moti.
Haris menyebut rencana aksi damai itu muncul sebagai bentuk bantahan atas tudingan Prabowo-gibran melakukan kecurangan di Pilpres 2024.
Namun, rencana aksi damai di depan Gedung MK akhirnya batal digelar.
Para pendukung sepakat mengikuti arahan Prabowo untuk membatalkan aksi damai tersebut.
Dalam video berdurasi 7 menit, Prabowo meminta para pendukungnya untuk menahan diri meski dirundung banyak tuduhan.
"Namun, kami meminta kepada pendukung pasangan Prabowo-Gibran, para pemilih yang sudah menggunakan hak pilihnya untuk selalu waspada, selalu hati-hati dan tidak terpancing, tidak dapat diprovokasi oleh siapa pun."
"Apalagi pihak-pihak yang menginginkan terjadi sesuatu yang menimbulkan suasana yang tidak sejuk dan suasana tidak tenteram," ujarnya.
Karena itu, Prabowo meminta 96,2 juta pemilihnya di Pilpres 2024 untuk tak menggelar aksi di mana pun.
Prabowo mengaku lebih memilih mengedepankan persatuan dan keutuhan bangsa.
"Saya Prabowo Subianto meminta dengan sungguh-sungguh kepada seluruh masyarakat Indonesia, khusunya 96,2 juta rakyat Indonesia yang telah memilih pasangan Prabowo-Gibran untuk tidak melakukan aksi apa pun di depan gedung Mahkamah Konstitusi atau pun di tempat-tempat lain, apalagi di jalanan demi menjaga kesejukan demokrasi menjaga persatuan dan keutuhan bangsa menjaga kerukunan antar-seluruh rakyat Indonesia," ujar Prabowo dalam keterangan pers melalui video yang diterima, Jumat (19/4/2024).
Baca juga: Awal Mula Muncul Rencana Aksi Pendukung Prabowo di MK Hari Ini, tapi Batal setelah Ada Arahan
"Sekali lagi saya mengimbau seluruh pendukung Prabowo-Gibran untuk menahan diri, berjiwa besar dan berhati teguh dan memberi suatu dukungan tidak dengan aksi-aksi massa di jalan," lanjutnya.
Dalam kesempatan itu, Prabowo juga menegaskan pihaknya bukanlah pihak yang lemah.
Meski memilih diam, Prabowo justru menegaskan orang yang dapat mengendalikan perasaan adalah orang yang kuat.