TRIBUNNEWS.COM - Pernyataan mengejutkan disampaikan oleh Co-captain Timnas Anies-Muhaimin, Sudirman Said.
Jelang pengumuman sidang putusan sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK), Sudirman justru mengungkapkan partai yang menjadi anggota Koalisi Perubahan sudah tidak solid lagi.
Sudirman menyebut penyebab kerenggangan antar partai Koalisi Perubahan lantaran kesibukan kepentingan internal masing-masing.
"Dalam proses (kepentingan internal) kalau dikatakan agak renggang ya wajar lah, kan fungsinya berbeda," ujar Sudirman di Brebes, Jawa Tengah, Rabu (18/4/2024) dikutip dari Warta Kota.
Menurutnya ada tiga entitas yang berbeda yang memiliki kepentingan internal masing-masing dalam Koalisi Perubahan.
Pertama, terkait capres nomor urut 1, Anies Baswedan yang merupakan orang di luar partai, sehingga memiliki kepentingan sendiri.
Kedua, entitas koalisi partai yang mengusung Anies-Muhaimin yang menurutnya, para partai merasa tugasnya mengusung keduanya sudah selesai.
Sehingga, kata Sudirman, hal ini terlihat ketika tidak ada banyak dukungan dari partai koalisi saat Anies menggugat hasil pilpres di MK.
"Calonnya bertanding (dalam pemilu) kemudian hasilnya begitu sekarang entitas calon yang memproses ke MK. jadi ini punya batas waktu," jelasnya.
Baca juga: Anies Baswedan Tak Diusung Koalisi Perubahan di Pilgub Jakarta: PKS, PKB, Nasdem Incar Cagub Lain
Terakhir, entitas partai politik yang memiliki otonomi masing-masing seperti mempertimbangkan bergabung ke koalisi capres-cawapres Prabowo-Gibran atau memiliki strategi lain.
Kendati demikian, Sudirman menilai fenomena ini menjadi hal yang lumrah.
"Saya sih melihatnya ini suatu normal saja dan proses transisi ini," tandasnya.
Sempat Sebut Partai Pengusung Anies-Muhaimin Setia di Jalur Perubahan
Sebelumnya, Sudirman sempat menegaskan bahwa seluruh partai pengusung Anies-Muhaimin yaitu NasDem, PKB, dan PKS bakal setia di jalur perubahan.