TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo alias Bamsoet mengakui tantangan presiden terpilih, Prabowo Subianto untuk membentuk Presidential Club adalah menyatukan para mantan presiden.
Tantangan tersebut harus dihadapi Prabowo untuk menyatukan segala perbedaan.
"Ya justru (sulit menyatukan) itulah tantangan yang harus kita selesaikan karena bangsa ini adalah bagaimana kita menyatukan berbagai perbedaan, bagaimana perbedaan pandangan sikap dalam suatu wadah namanya Presidential Club ini," kata Bamsoet di kompleks parlemen, Senayan, Selasa (7/5/2024).
Menurutnya, Prabowo sangat luar biasa jika bisa menyatukan mantan presiden seperti Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan Joko Widodo (Jokowi).
"Justru kalau Pak prabowo nanti mampu menyatukan ini sangat luar biasa bagi bangsa kita," ujar Bamsoet.
Bamsoet menjelaskan jika para tokoh bangsa bersama, maka seluruh lapisan masyarakat hingga paling bawah akan kompak.
"Karena ini juga akan menyentuh ke bawah, kalau ke atas melihat kompak pasti di bawahnya juga kompak," ucapnya.
Sebelumnya, juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak mengungkapkan adanya keinginan Prabowo untuk duduk berdiskusi bersama para presiden pendahulunya.
Prabowo ingin ada semacam Klub Presiden yang terdiri dari dirinya, Presiden Joko Widodo, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan Megawati Soekarnoputri.
"Pak Prabowo secara berulang menyebutkan beliau ingin sekali duduk bareng, diskusi panjang dengan para mantan presiden nantinya, sehingga ada presidential club,” kata Dahnil Dikutip dari acara Kompas Petang Kompas TV, Senin (29/4/2024).
Baca juga: Gibran Tegaskan Makan Siang Gratis Masuk Program 100 Hari Kerja Tapi Tidak Berlaku di Semua Wilayah
Menurut Dahnil, Prabowo ingin adanya sharing pengalaman dari para Presiden sebelumnya mengenai cara memimpin negara.
Selain itu, Prabowo juga ingin meminta pendapat dalam penyusunan kabinet pemerintahan.
Prabowo, kata Dahnil, berkomitmen dalam melanjutkan pemerintahan, tidak hanya pemerintahan Jokowi, melainkan juga SBY, dan Megawati.