Laporan wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul M Jamiluddin Ritonga mengatakan ketokohan Anies Baswedan harus dipertimbangkan secara matang dalam mengusungnya di Pilkada Jakarta 2024.
Jamil mengatakan, saat ini sebagian orang memandang figur Anies Baswedan sebagai tokoh nasional.
Sehingga, dinilai tidak pantas maju kembali dalam kontestasi level daerah.
"Memang ketokohan Anies jadi dilema dalam memutuskan maju tidaknya pada Pilgub 2024," kata Jamil saat dihubungi Tribunnews.com, Kamis (23/5/2024).
Sehingga, katanya, ada anggapan kalau Anies maju di Pilgub Jakarta akan menurunkan levelnya.
Baca juga: Situasinya Beda dengan Pilkada 2017, Anies Diprediksi Sulit Dapat Tiket Maju di Pilgub Jakarta
"Anies dapat dinilai sosok haus kekuasaan. Apa pun jabatan yang tersedia akan diambilnya, tanpa memperhitungkan jabatan itu sudah bukan kapasitasnya lagi," ucapnya.
Menurut Jamil, bagi Anies maju dalam Pilgub Jakarta 2024 memang dilematis.
Bila tidak maju dalam Pikada Jakarta 2024, karir politik Anies akan berakhir.
Terlebih, tanpa memiliki jabatan, pamor Anies perlahan dapat sirna.
Baca juga: Hasto Sebut Anies Baswedan Belum Komunikasi Dengan PDIP Soal Pilkada Jakarta 2024
Hal itu tentunya akan menyulitkannya maju pada Pilpres mendatang.
"Bila Anies maju, tapi kalah juga akan beresiko secara politik. Karier politiknya juga berpeluang tamat, karena masyatakat berpeluang akan melupakannya," kata Jamil.
Katanya, Anies perlu mempertimbangkan lebih matang plus minus maju dalam Pilgub Jakarta dalam menjaga karier politiknya hingga 2029.
Lebih lanjut, Jamil juga mengatakan, keputusan Anies untuk maju tentu sangat ditunggu baik kawan maupun lawan politiknya.
Sebab, Anies merupakan salah satu sosok kuat yang berpeluang menang dalam Pilgub Jakarta 2024, selain Ridwan Kamil dan Ahok.
"Tingginya elektabilitas Anies tentu tidak menyulitkannya mendapat dukungan dari partai politik. Sebab, partai politik akan mencari sosok yang berpeluang menang. Hal itu ada pada sosok Anies," kata Jamil.
Sehingga, menurutnya, meskipun Anies bukan kader partai, namun peluangnya mendapat dukungan partai politik sangat besar.
Setidaknya mantan Gubernur DKI Jakarta itu berpeluang besar akan diusung Nasdem, PKS, dan PKB dan hal itu pun juga sudah dinyatakan oleh petinggi dari tiga partai tersebut.
Meski demikian, kata Jamil, Anies harus cepat memutuskan maju tidaknya dalam Pilgub Jakarta 2024.
"Bila tidak (cepat mengambil keputusan), bisa saja tiga partai itu atau satu diantaranya meninggalkan Anies dan memilih mengusung kadernya," ucapnya.
Soal memajukan kadernya, Jamil menjelaskan, peluang itu bisa saja diambil PKS, mengingat saat Pileg 2024 partainya menjadi pemenang di Jakarta.
Karena itu, PKS merasa cukup kuat mengusung kadernya dengan mengajak satu atau partai lainnya untuk berkoalisi.