TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Co-Captain Tim Nasional Anies-Muhaimin, Sudirman Said, menyatakan siap maju sebagai calon gubernur dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2024.
Sudirman Said pun siap untuk bersaing dengan Anies Baswedan yang dulu didukungnya pada Pilpres 2024.
Tak sekadar maju, Sudirman bahkan sudah menyiapkan konsep yang ia tawarkan untuk membangun Jakarta menjadi lebih baik. Meski begitu, ia juga berjanji tetap akan meneruskan program-program yang baik dari pemimpin-pemimpin sebelumnya.
"Tidak ada institusi yang begitu pimpinannya berganti, terus off yang lama dan semuanya baru, enggak. Setiap pemerintahan level apapun, selalu melihat baik baik yang lalu kita teruskan. Nanti yang perlu diperbaiki kita perbaiki," kata Sudirman Said dalam wawancara eksklusif bersama Tribunnews di Jakarta, Selasa (11/6).
Lantas bagaimana konsep lengkap yang ditawarkan Sudirman Said untuk maju sebagai bakal calon gubernur Jakarta? Berikut wawancara lengkapnya:
Anda pernah dikabarkan maju Pilgub DKI lewat jalur independen. Tapi kemudian Anda tidak mendaftar (hingga masa pendaftaran jalur independen ditutup). Berarti Anda akan maju lewat jalur partai. Akhir keputusannya bagaimana?
Jadi sebetulnya saya waktu itu belum memutuskan mau menjadi, sejumlah teman menyatakan "Pak boleh nggak cek ke KPU, apakah bisa memenuhi syarat jadi independen." Saya bilang, ya silahkan, tapi tentu tidak bisa aktif. Dan dijajaki sudah mengumpulkan hampir 400 ribu KTP, tapi begitu masuk, ternyata waktu tinggal beberapa hari, jadi tidak mungkin itu dipenuhi kan.
Jadi ya sudah, kebetulan teman-teman kalau independen tidak memungkinkan kenapa tidak dengar aspirasi partai. Akhirnya paling bersedia meneruskan usaha ikhtiar melalui jalur partai. Kembali, saya bukan orang parpol, bukan orang dalam, makanya nanti saya serahkan kepada orang partai.
Tadi kita sempat ngobrol, soal Pak Jokowi dan Pak Prabowo. Ketika disuruh memilih antara keduanya, Anda lebih memilih Pak Prabowo. Boleh dijelaskan alasannya?
Penjelasan gini, tadi disuruh pilih Prabowo atau Jokowi, karena Prabowo kan akan memerintah ke depan. Jadi jelas saya pilih Pak Prabowo yang akan pimpin pemerintahan.
Saya sering mengatakan sejak 22 April (2024), ketika Mahkamah Konstitusi memutuskan Prabowo (sebagai pemenang Pilpres), itu sudah kita menghormati keputusan itu. Mari kita memberi satu harapan kepada Pak Prabowo akan menata hal-hal yang selama ini menjadi konsep kita.
Saya menyampaikan pesan ke berbagai channel, termasuk lewat menulis berkali-kali, tugas Pak Prabowo itu sangat berat, dan saya kira yang ditata bukan hanya pemerintahan, tapi pengelolaan negara keseluruhan. Tentu saja yang paling prioritas adalah penting menyusun kabinet, menata habis itu dihadapkan beliau akan muncul tantangan.
KPK mau diapakan sebagai lembaga nantinya? Kemudian BPM sebagai lembaga tinggi negara yang sangat disayang belakangan ini BPK muncul kasus yang seharusnya berlawanan apa yang mereka lakukan korupsi segala macam.
Atau lembaga peradilan yudikatif, bagaimana mengembalikan harga diri atau marwahnya kepada publik? Karena landasan salah satunya MK adalah bukan lagi Mahkamah Konstitusi kan, MA bukan lagi Mahkamah Agung, lagi itu yang begitu-begitu pasti akan menjadi konsen beliau.