News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilgub DKI Jakarta 2024

Tak Mau Tabrak Demokrasi, PDIP Rekomendasikan Anies Ketimbang Kaesang Tarung di Pilgub Jakarta

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep (kiri) dan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. DPD PDIP DKI Jakarta lebih pilih merekomendasikan nama Anies Baswedan untuk diusung di Pilkada Jakarta 2024 ketimbang Kaesang Pangarep.

Ketua DPW PKB Jakarta, Hasbiallah Ilyas, mengatakan, dukungan itu dikeluarkan setelah pihaknya mendengar aspirasi di wilayahnya, mulai dari tingkat ranting PAC, DPC hingga DPW.

“Puncaknya tanggal 8-9 itu kita mengadakan raker desk pilkada DKI Jakarta di puncak untuk menentukan calon,” ujar Hasbiallah kepada wartawan di Kantor DPW PKB Jakarta, Jakarta Timur, Rabu (12/6).

Hasbiallah mengatakan bahwa Anies merupakan calon tunggal yang didukung.

“Anies Baswedan menjadi calon tunggal, yaitu untuk mencalonkan di 2024-2029, Desk Pilkada Gubernur DKI Jakarta,” sambungnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan saat ditemui awak media di Gedung Akademi Bela Negara (ABN) NasDem, Pancoran, Jakarta, Kamis (2/5/2024). (Tribunnews.com/ rizki sandi saputra)

Kepentingan Untuk Menyatukan

Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul M. Jamiluddin Ritonga menyoroti kemungkinan PDI Perjuangan (PDIP) mengusung Anies Baswedan di Pilgub Jakarta 2024.

Jamil mengatakan, ketertarikan antara PDIP dan Anies, apalagi kemungkinan untuk mengusung Anies, tentu sangat mengejutkan. Sebab, dua pihak ini berbeda ideologis.

Menurutnya, PDIP merupakan partai penganut nasionalis, sedangkan Anies dinilai lebih agamis. Oleh karena itu, PDIP dan Anies kerap diibaratkan seperti minyak dan air yang sulit untuk disatukan.

Namun, kata Jamil, jika ada ketertarikan di antara kedua pihak tersebut, maka ada kepentingan bersama yang menyatukan mereka.

“Jadi, kalau dua pihak itu saling tertarik, apalagi PDIP membuka peluang ingin mengusung Anies, tentu ada kepentingan bersama untuk menyatukan mereka. Kepentingan itu tentu sangat prinsip sehingga untuk sementara dapat mengalahkan ideologi yang mereka anut,” ucap Jamil, Senin (10/6).

Jamil menuturkan, apabila dirunut ke belakang, ketertarikan dan kemungkinan PDIP akan mengusung Anies, muncul setelah Mahkamah Agung (MA) mengeluarkan Putusan Nomor 23 P/HUM/2024 tentang perubahan usia bagi calon gubernur dan wakil gubernur.

Hal itu kemudian dipertegas oleh Kaesang Pangarep yang ingin maju bersama Anies di Pilgub Jakarta. Jamil menilai, sinyal dari Kaesang itu tampaknya menjadi peringatan dini bagi PDIP akan adanya ancaman pada Pilkada Jakarta 2024.

“PDIP khawatir bila Anies mau berpasangan dengan Kaesang, maka peluang mereka untuk menang di Jakarta semakin kecil. Sebab, massa pendukung Anies dan massa pendukung Jokowi dapat bersatu untuk memenangkan Anies-Kaesang,” jelasnya.

“Kalau hal itu terjadi PDIP tentu akan semakin lemah di Jakarta. Padahal PDIP juara kedua dalam Pileg 2024,” tambahnya.

Baca juga: 6 Pernyataan PKB soal Dukungan untuk Anies di Pilgub Jakarta 2024: Mudah-mudahan Anies-Kaesang

Untuk mencegah hal itu, PDIP coba merangkul Anies melalui PKB. Menurutnya, pendekatan itu tampaknya untuk menyakinkan Anies dan koalisi perubahan untuk bersatu melawan Kaesang bila maju di Pilgub Jakarta 2024.

“PDIP ingin membangun kebersamaan dengan Anies dan koalisi perubahan untuk menjadi Kaesang sebagai musuh bersama. Bagi PDIP, kepentingan menggagalkan Kaesang dalam Pilgub Jakarta 2024 jauh lebih urgent daripada mempersoalkan perbedaan ideologis dengan Anies,” ucapnya.

Sehingga, katanya, peluang PDIP dan Anies akan bersatu dalam Pilgub Jakarta 2024 akan semakin besar bila Kaesang maju di Jakarta. PDIP akan berusaha membendung dominasi politik keluarga Jokowi.

Kemudian, Jamil menyoroti hal yang relatif sama juga akan dilakukan PDIP di Sumatera Utara. PDIP akan berupaya mencari cagub yang berpeluang mengalahkan menantu Jokowi, Bobby Nasution.

“Jadi, PDIP berpeluang menanggalkan ideologinya dalam Pilkada 2024 demi membendung dominasi politik keluarga Jokowi,” kata Jamil.

Baca juga: Disebut Lulus UKK PKB untuk Pilgub Sumut, Ini Respons Bobby Nasution

Indikasi itu tampaknya akan jelas bila nantinya PDIP jadi mengusung Anies dalam Pilgub Jakarta 2024. Tentu semua itu berpeluang terjadi bila Kaesang maju pasa Pilgub 2024.

Akademisi Universitas Esa Unggul itu menilai, apabila itu terjadi, maka Pilgub Jakarta berpeluang hanya dua poros. Poros pertama biasa jadi partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM), sementara poros kedua PDIP bersama Koalisi Perubahan.

Hanya saja poros kedua dapat terwujud bila PKB dan Nasdem tetap komit pada Anies. Bila tidak, tentu PDIP dan PKS yang mengusung Anies. Namun sinyal PKB dan Nasdem tampaknya masih kuat untuk mengusung Anies. Karena itu, dua poros itu berpeluang kuat bertarung di Pilgub Jakarta 2024. (Tribun Network/ Yuda).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini