News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilkada Serentak 2024

Alasan Rektor UNSA Maju Pilkada Solo, Analogikan Peran Ibu Fatmawati Jahit Bendera Kemerdekaan

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Nuryanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rektor Universitas Surakarta (UNSA), Astrid Widiyani bertemu Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep di DPP PSI, Senin (10/6/2024). Astrid menjadi kandidat calon Wali Kota pada Pilkada Solo 2024.

TRIBUNNEWS.COM - Rektor Universitas Surakarta (UNSA), Astrid Widiyani menjadi kandidat calon Wali Kota Solo pada Pilkada 2024.

Meski tidak terafiliasi dengan partai politik, perempuan yang akrab disapa Mbak Rektor itu telah mendapat mandat dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Rekomendasi itu didapat Astrid dalam pertemuannya dengan Ketua Umum PSI, Kaesang Pangarep, Senin (10/6/2024).

"Saya pulang dititipin satu surat, boleh dikatakan mandat yang secara jelas memang berisi tentang Mbak Astrid diminta nanti mewakili PSI untuk mulai berkomunikasi secara terbuka kepada pimpinan partai politik," ungkap Astrid dalam dialog Overview Tribunnews, Kamis (13/6/2024).

Diketahui Astrid telah menjalin komunikasi dengan sejumlah pimpinan partai, bahkan sebelum mendapat mandat dari PSI.

Ia berencana menemui para pimpinan partai politik di Kota Solo.

Rektor Universitas Surakarta (UNSA) sekaligus kandidat calon Wali Kota Solo pada Pilkada 2024, Astrid Widiyani dalam dialog Overview, Kamis (13/6/2024). (Tribunnews)

Apa yang dilakukan Astrid ia analogikan seperti peran Ibu Fatmawati, penjahit bendera Sang Saka Merah Putih yang dikibarkan di Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Astrid berujar, perjalanan kemerdekaan Indonesia dimulai dari perjuangan.

Di dalam perjuangan, pasti ada aktor-aktor di depan layar seperti proklamator Bung Karno dan Bung Hatta.

"Tapi Indonesia merdeka itu tidak akan dikenang tanpa adanya bendera Indonesia dikibarkan, dan bendera Indonesia tidak akan ada kalau tidak ada penjahitnya."

"Istilahnya Ibu Fatmawati-lah, di tangan perempuanlah bendera Indonesia dijahit dan akhirnya bisa kita saksikan sejarah yang luar biasa, Kemerdekaan Indonesia," ungkapnya.

Baca juga: 2 Sumbu Politik di Kota Solo Menuju Pilkada, Pengamat Prediksi Pilwalkot Diikuti Maksimal 2 Calon

Menurut Astrid, Kota Solo membutuhkan sosok 'penjahit' persatuan atas kemajemukan masyarakatnya, terlebih pasca gelaran Pilpres dan Pileg 2024.

"Saya sepakat ketika kita melihat situasi kondisi yang dinamis di politik tentunya akan lebih baik apabila ada kondisi-kondisi ada satu tangan atau satu peran, dalam hal ini saya pribadi, ketika diberi kepercayaan, mandat, untuk bisa menjahit yang ada di Solo dalam bentuk keberagaman, ideologi, perbedaan warna partai, atau mungkin juga keberagaman masyarakat Solo yang majemuk," urainya.

"Ini yang menjadi semangat saya maju sebagai pemimpin daerah," ungkap Astrid.

Profil Astrid Widiyani

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini