Menurut Huda, itulah yang menyebabkan duet Anies-Sohibul berbahaya.
"Kita tahu teman-teman kita PKS memang menang di pemilu legislatif kemarin. Tapi belum melampaui 20 persen karena baru 18 kursi, sementara 20 persennya 22 kursi. Jadi menurut saya model memborong begini, memborong figur untuk partai yang tidak memenuhi dan tidak punya golden tiket menurut saya bahaya itu, bahaya," kata Huda.
PDIP: Anies Ogah Diduetkan dengan Sohibul
Di sisi lain, Politisi PDIP, Guntur Romli, mengaku mendapat bocoran terkait pengusungan Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta 2024.
Guntur berujar, Anies sebenarnya enggan diduetkan dengan Sohibul.
Menurut Guntur, ada dua alasan Anies enggan berduet dengan Wakil Majelis Syuro PKS itu.
Pertama, Anies menginginkan agar koalisi resmi pengusungnya di Pilkada Jakarta 2024 terbentuk terlebih dahulu.
Sehingga, setelah koalisi terbentuk, sosok cawagub dapat dirembug bersama.
Baca juga: Iwan Tarigan Sebut Anies Baswedan Lebih Strategis Berpasangan dengan Calon dari PDIP
Alasan kedua, yakni Anies sebenarnya belum setuju dengan pendeklarasian Sohibul sebagai cawagub Jakarta.
Guntur mengatakan, deklarasi tersebut dilakukan PKS tanpa persetujuan Anies.
"Yang saya dengar lagi dari timnya Mas Anies, sebenarnya Mas Anies belum setuju paket Anies-Shohibul Iman, itu baru tawaran dari PKS," tuturnya.
"Kan sebelumnya PKS mengumumkan Sohibul Iman sebagai cagub. Kok tiba-tiba turun ke cawagub dan berganti ke Anies," sambung Guntur.
Sebagian artikel ini telah tayang di Wartakotalive.com dengan judul Alasan PKS Usung Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta, Syaikhu: Enggak Ada Bahaya, Semua Aman
(Tribunnews.com/Jayanti Tri Utami/Wahyu Aji/Yohannes Liestyo Poerwoto, Wartakotalive.com/Yolanda Putri Dewanti)