TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Media Survei Nasional (Median) mempublikasikan tingkat elektabilitas sementara pasangan calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Sorong, Papua, menjelang Pilkada 2024.
Hasilnya pasangan Johny Kamuru dan Ahmad Sutedjo unggul jauh, dengan perolehan 40,1 persen.
Posisi kedua diduduki pasangan Musa Lazarus Malagam dan Suprapto 25,2%.
Baca juga: Berbekal 2 Periode Pimpin Kota Sorong, Lamberthus Jitmau Optimistis Maju Pilkada Papua Barat Daya
Kemudian diikuti pasangan Zeh Kadaloka dan Ishak Kambuaya 0,9%.
Sedangkan sisanya sebanyak 33,8% tidak menjawab atau tidak tahu.
Peneliti Median Rico Marbun, mengatakan sebagian besar responden memilih pasangan Johny Kamuru dan Ahmad Sutedjo, ketika mereka berikan pertanyaan dengan menggunakan beberapa daftar nama pasangan calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Sorong.
“Ketika kami tanyakan kepada responden, jika pemilihan bupati dilakukan sekarang, maka dari daftar pasangan berikut ini, manakah pasangan yang akan Anda pilih? Ternyata sebanyak 40,1% memilih pasangan Johny Kamuru dan Ahmad Sutedjo. Unggul jauh dari pasangan lain,” katanya, Selasa (9/7/2024).
Median juga menampilkan tingkat elektabilitas calon bupati Kabupaten Sorong secara head to head, antara Johny Kamuru dengan Musa Lazarus Malagam, dan hasilnya suara Johny Kamuru tetap unggul dengan perolehan 39,3%, sedangkan Musa Lazarus Malagam hanya 25,8%.
Sisanya, sebanyak 34% tidak menjawab atau tidak tahu.
“Ketika kami tanyakan kepada responden, jika pemilihan bupati dilakukan saat ini, maka dari dua nama berikut, siapa yang akan Anda pilih? Ternyata Johny Kamuru memperoleh 39,3%, sedangkan Musa Lazarus Malagam hanya 25,8%, sisanya tidak menjawab atau tidak tahu,” katanya.
Survei dilakukan pada periode 22-29 Juni 2024.
Populasi survei adalah seluruh warga Kabupaten Sorong yang telah memiliki hak pilih.
Baca juga: Pasangan Bagus-Bonie Didorong Hadapi Petahana di Pilkada Kota Madiun
Sampel survei sebanyak 800 responden dipilih secara random melalui metode multistage random sampling, dengan margin of error +/-3,39%, pada tingkat kepercayaan 95%, dan quality control sebanyak 20% dari sampel.
Hasil survei menunjukkan dinamika politik yang terjadi selama masa pengambilan data.