TRIBUNNEWS.COM - Projo menyebut Anies Baswedan akan kalah dari Ridwan Kamil di kontestasi Pilkada Jakarta 2024 mendatang.
Sebab, Projo berkeyakinan bahwa petahana akan kalah jika bertarung lagi di Jakarta.
Sebagaimana diketahui, Anies merupakan Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 lalu.
"Incumbent itu enggak pernah menang di Jakarta," ujar Bendahara Umum Projo, Panel Barus di DPP Projo, Jakarta Selatan, Sabtu (3/8/2024).
Panel pun mengatakan, hal tersebut bisa dibuktikan dari hasil survei yang selama ini sudah pernah dilakukan.
Menurutnya, kebanyakan hasil survei itu seringkali melesat dan kemenangan justru diraih oleh tokoh yang elektoralnya lebih rendah.
Dalam hal ini, elektabilitas Ridwan kamil diketahui kalah dari eks Calon Presiden nomor urut 1 tersebut.
Meski belum mampu mengalahakan Anies, elektabilitas mantan Gubernur Jawa Barat (Jabar) itu masih masuk dalam tiga besar.
Panel lantas memberikan contoh-contoh tokoh yang memilik elektabilitas rendah tapi justru meraih kemenangan ketika bertarung di Jakarta.
"Mau bukti? 2012 di survei siapa yang unggul? Foke (Fauzi Bowo), yang menang Jokowi. 2017, di survei yang tinggi siapa? Ahok, yang menang? Anies."
"Nah berartikan yang di survei yang tinggi malah yang engga menang," tutur Panel, dilansir Kompas.com.
Baca juga: Golkar Dukung Dedi Mulyadi di Jabar, Kini Ridwan Kamil Harus Berjuang Keras Lawan Anies di Jakarta?
Maka dari itu, Panel opimis Ridwan Kamil akan menang melawan Anies di Pilkada Jakarta 2024.
"Makanya Projo optimis Ridwan Kamil. Masalah wakil teman-teman partai yang ngurus itu. Kami tunggu."
"Kami akan dukung dan gerakan mesin Projo di 267 kelurahan di Jakarta dan 44 kecamatan kita gerakan untuk menangkan Ridwan Kamil," ucap dia.
Pengamat Sebut Ridwan Kamil Harus 'Berdarah-darah' Tingkatkan Elektabilitas
Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul, M Jamiluddin Ritona mengatakan bahwa elektabilitas Ridwan Kamil memang mendukung untuk maju di Pilkada Jakarta.
Namun, Jamiluddin menilai, Ridwan Kamil harus tetap berjuang keras lagi untuk meningkatkan elektabilitasnya itu, agar mampu bersaing dengan Anies.
Apalagi warga Jakarta sulit untuk didekati karena mereka adalah pemilih yang rasional.
"Meskipun harus diakui, elektabilitas Ridwan Kamil masih jauh di bawah Anies Baswedan. Karena itu, Ridwan Kamil harus "berdarah-darah" untuk meningkatkan elektabilitasnya agar bisa bersaing dengan Anies," ungkap Jamil saat dihubungi Wartakotalive.com, Sabtu (3/8/2024).
Di sisi lain, Jamiluddin berpendapat bahwa Ridwan Kamil terkesan dikorbankan untuk melawan Anies di Jakarta, setelah Golkar mengumumkan mendukung kader Gerindra Dedi Mulyadi di Pilkada Jawa Barat (Jabar) 2024.
Padahal, elektabilitas Ridwan Kamil di Jabar tinggi, tapi kini dia harus meninggalkan modal politiknya itu demi bersaing dengan Anies di Jakarta.
Sehingga, Ridwan Kamil harus memulai dari awal lagi untuk bertarung di Pilkada Jakarta.
"Semua itu terjadi karena ego elite Golkar yang rela mengorbankan kadernya untuk mengusung kader lain yang elektabilitasnya jauh di bawahnya," ucap dia.
Bagi Jamiluddin, pengusungan Dedi Mulyani di Pilkada Jabar oleh Golkar ini aneh.
Pasalnya, mereka mengusung sosok yang sebelumnya membelot dari partai Golkar.
Sebagaimana dietahui, Dedi Mulyadi sebelumnya merupakan kader Partai Golkar sebeum akhirnya bergabung dengan Gerindra.
Sebagian artikel ini telah tayang di Wartakotalive.com dengan judul Didepak dari Jawa Barat, Ridwan Kamil Dipaksa Golkar Buka Hutan Baru di Jakarta
(Tribunnews.com/Rifqah/Mario Christian/Rizki Sandi) (Wartakotalive.com/Yolanda Putri) (Kompas.com)