"Tapi pada akhirnya pengerucutan akan terjadi menjelang pendaftaran 27 Agustus 2024."
"PDIP akan mencoba untuk di depan supaya rakyat bisa mengetahui lebih awal terhadap calon-calon mana yang diusung PDIP," terang Hasto.
Anies Baswedan Tersandera oleh PKS dan Sohibul Iman
Anies Baswedan berpotensi tidak bisa ikut berkontestasi pada Pilkada Jakarta 2024.
Kegagalan itu disebut karena belum terbentuknya koalisi pengusung Anies hingga hari ini.
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro, mengatakan Anies sejak awal tersandera dengan paket Anies-Sohibul Iman (AMAN) yang ditawarkan PKS.
"Anies sejak awal tersandera dengan paket AMAN," kata Agung, saat dihubungi Tribunnews.com, pada Jumat (9/8/2024).
Karena itu, menurutnya, Anies menjadi tidak leluasa memberikan opsi kepada partai-partai lain di luar PKS, sebagai kompensasi politik ketika paket AMAN mereka didukung.
Ia menuturkan sudah menjadi keniscayaan bahwa setiap dukungan ada konsekuensi politiknya, baik soal pertukaran sumber daya, pengamanan politik, hingga distribusi ekonomi.
Di sisi lain, melihat peluang PDI Perjuangan mengusung Anies, Agung mengatakan perlu dipastikan "keuntungan" apa yang bisa didapatkan PDIP nantinya.
Terlebih, posisi calon wakil gubernur (cawagub) sudah ditempati kader PKS Sohibul Iman.
Baca juga: PDIP Bisa Jadi Juru Selamat Penjegalan Anies di Pilgub Jakarta, Pengamat: Asal Mau Mengalah
"Pertanyaan mendasarnya misalnya 'keuntungan politik' apa yang bisa Anies tawarkan saat membawa paket AMAN ke PDIP yang notabene punya 15 kursi?" kata Agung.
"Ketika jatah wakil sudah dikapling PKS dan Anies juga merepresentasikan suara PKS," tambahnya.
Lebih lanjut, Agung menilai pasangan Anies-Sohibul Iman sejak awal memang kurang mengakomodasi partai lain.
"Di titik itulah, Paket AMAN ini sebagaimana pernyataan saya dibanyak kesempatan, tak aman alias layu sebelum berkembang. Karena sedari awal kurang mengakomodasi partai lain ketika secara prinsip PKS tak punya golden ticket mengusung paket cagub-cawagub," ucap Agung Baskoro.