News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilgub DKI Jakarta

Isi Surat Pengunduran Diri Jusuf Hamka dari Kader Golkar Sekaligus Kontestan Pilkada Jakarta 2024

Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Febri Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengusaha jalan tol, Jusuf Hamka alias Babah Alun mendatangi Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Senin (12/8/2024), untuk menyerahkan surat pengunduran diri sebagai kader partai berlogo beringin itu. Jusuf Hamka tiba di DPP Golkar sekira pukul 10.03 WIB.(KOMPAS.com/NIRMALA MAULANA A)

TRIBUNNEWS.COM - Berikut isi surat pengunduran diri bos jalan tol, Jusuf Hamka, sebagai kader Partai Golkar maupun kontestan Pilkada Jakarta 2024.

Surat itu diantar Jusuf Hamka seorang diri ke Kantor DPP Golkar, Jakarta, Senin (12/8/2024), sekitar pukul 10.15 WIB.

Setibanya di lokasi, sepucuk surat yang akan diberikan kepada petinggi Golkar itu sempat diangkat dan diperlihatkan ke hadapan awak media.

Isi surat itu berkaitan dengan alasan pengunduran dirinya dari kader Golkar.

Berikut isi surat pengunduran diri yang dibawa Jusuf Hamka:

Bandung 11 Agustus 2024

Kpd Yth Pimpinan DPP Partai Golkar

di tempat

Ass.wr.wb bersama surat ini saya yang bersangkutan di bawah ini:

Nama: Jusuf Hamka

Alamat: Jakarta ingin mengajukan pengunduran diri saya sebagai pengurus DPP Partai Golkar Adapun Alasan saya sebagai berikut:

Baca juga: Airlangga Mundur dari Ketua Umum Golkar, Pengamat: Tak Mungkin Kalau Tidak Ada Tekanan

1. Usia saya yang telah Sepuh

2. Saran dari istri dan anak-anak saya

3. Saya akan melanjutkan program masjid Babah Alun di 38 provinsi

4. Kembali ke cita-cita saya sebagai pekerja sosial untuk mengikuti Bunda Teresa

Demikian surat ini saya buat dan atas perhatiannya kami katakan terima kasih

Merasa Kecewa dan Takut

Diketahui, mundurnya Jusuf Hamka sebagai kader Golkar tak lama setelah Airlangga Hartarto mundur sebagai Ketua Umum Partai Golkar.

Jusuf Hamka merasa takut berpolitik lantaran melihat kondisi Airlangga.

Ia menyampaikan Airlangga telah mengalami hal yang kasar dan keras.

Karena itu, ia khawatir kejadian itu nantinya akan menimpanya sebagai kader Golkar.

"Saya melihat Pak Airlangga terzalimi saya juga takut nanti berpolitik juga terzalimi."

"Saya lihat Pak Airlangga itu memimpin partai politik mengalami hal-hal yang kasar dan keras, sehingga saya sendiri takutnya saya enggak bisa mengikuti cara-cara kasar dan keras. Saya kan orang pekerja yang baik-baik saja, yang lembut-lembut saja," ungkap Jusuf Hamka, sehari sebelum didinya resmi mengundurkan diri, Minggu (11/8/2024).

Kendati demikian, Jusuf Hamka enggan merinci maksud kejadian kasar dan keras yang dialami Airlangga.

Jusuf Hamka menegaskan mundurnya dari Partai Golkar bukan untuk berpindah ke partai lain.

Ia ingin menjadi pekerja sosial yang bebas dan tak terikat partai politik.

"Saya cuman bisa kasih clue politik itu ternyata kasar dan keras. Keras dan kasar sehingga pas saya liat momentum Airlangga mundur saya nyatakan mundur."

"(Saya) tidak berpindah ke parpol, saya ingin jadi orang bebas, saya akan jadi pekerja sosial," ungkap Jusuf Hamka.

Lebih lanjut, Jusuf Hamka mengatakan dirinya bukan hanya milik warga Jakarta saja melainkan juga selueuh masyarakat.

"Saya adalah milik semua warga, jadi bukan warga Jakarta aja atau warga jabar. Saya ingin jadi milik semua warga semua rakyat dari Nusantara," kata Jusuf Hamka.

Terlebih, lanjut Jusuf Hamka, keluarganya sejak awal tidak menginginkannya terjun ke dunia politik.

"Betul, sebenarnya saya dari awal memang keluarga tidak setuju saya berpolitik."

"Memang sudah waktu kemarin saya dicalonkan juga bilang nggak usah berpolitik," ujar Jusuf Hamka.

Apalagi, sebentar lagi dirinya akan memiliki cucu.

Sebaliknya, pihak keluarga meminta dirinya untuk mengabdikan diri dengan membuat masjid di Indonesia.

"Keempat anak-anak saya bilang, buat masjid seribu masjid itu seluruh provinsi paling tidak 38 provisi ada Masjid Baba Alun. Jadi keluarga sarankan udah jadi orang bebas, jadi pekerja sosial sesuai cita, sesuai Bunda Theresa."

"Ya sudah kembali lagi ke khittoh, khittohnya kan sebagai Bunda Theresa maunya," ungkap Jusuf Hamka.

(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Igman Ibrahim)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini