Pada suatu waktu, uang yang dihasilkan orang tua Andra dari bertani itu tak lagi mencukupi keluarga.
Hingga kemudian orang tuanya memutuskan merantau ke Pekanbaru, Provinsi Riau dengan menjadi kuli bangunan bahkan memutuskan untuk menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) ke Malaysia demi mencukupi kebutuhan keluarga.
Andra yang saat itu masih berusia balita juga ikut dibawa hingga Sekolah Dasar (SD).
Setelah tamat SD itu, Andra diketahui tak bisa melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) karena terbentur kelengkapan dokumen.
Akhirnya, Andra pulang ke Indonesia untuk ikut bersama kakaknya di Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang dan melanjutkan sekolah SMP hingga Sekolah Menangah Atas (SMA).
Setelah lulus SMA, Andra tak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi, karena terkendala biaya lagi.
Namun, Andra tak menyerah hanya karena hal itu dan memutuskan bekerja pada perusahaan di Jakarta.
Gaji yang diterimanya tersebut dikumpulkan hingga akhirnya ia bisa mendaftar kuliah di STIE Bakti Pembangunan program Diploma III.
Andra kemudian pindah pekerjaan ke perusahaan lain dan bertugas sebagai pengantar surat.
Di tempat kerjanya yang baru itu, karier Andra terus meningkat hingga ia menjadi manajer.
Di tengah perjalannya, Andra berpikir membangun perusahaan sendiri.
Dengan bermodalkan nekat, niat itu diwujudkan dengan membangun perusahaan ekspedisi.
Perlahan tapi pasti, jerih payah Andra membuahkan hasil dan perusahaan yang dibangunnya telah memiliki perwakilan di sejumlah negara.
Dengan kondisi ekonomi yang dirasa cukup, pada Pemilu 2014 Andra kemudian memutuskan untuk terjun ke dunia politik.