Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat W Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Lingkar Madani (LIMA) Indonesia Ray Rangkuti mengomentari penjadwalan pilkada ulang di Pilkada 2024 jika kotak kosong menang.
Menurutnya dibandingkan adanya pilkada ulang, lebih baik pilkada dipercepat.
Baca juga: Hadapi Koalisi Gemuk di Pilkada Bogor 2024, Begini Strategi Kang Mus
"Solusi atas kalahnya pasangan tunggal di pilkada bukanlah pilkada ulang. Tapi pilkada yang dipercepat," kata Ray, Jum'at (13/9/2024).
Kemudian Ray menjelaskan perihal dipercepatnya pemilihan kepala daerah tersebut.
"Pilkada yang dipercepat adalah pilkada yang dimajukan jadwal pilkadanya dari yang semestinya 5 tahun menjadi 1/2 tahun berikut setelah pilkada nasional dilaksanakan," jelasnya.
Baca juga: Usai Mundur dari Pilkada Tangsel, Ahmad Riza Patria Disebut Jadi Calon Kuat Ketua Timses RK-Suswono
Ia melanjutkan termasuk di dalamnya adalah menerima pendaftaran baru bagi pasangan calon perseorangan dan parpol yang disesuaikan persyaratannya dengan putusan MK No 60/2024.
"Oleh karena itu dibutuhkan kesiapan melakukannya paling lama 2 tahun setelah pilkada serentak," jelasnya.
Sebelumnya Komisi II DPR RI bersama penyelenggara pemilu, menyepakati pilkada ulang digelar pada 2025, jika kotak kosong menang.
Hal itu disepakati dalam rapat Komisi II DPR RI bersama Kementerian Dalam Negeri, KPU, Bawaslu, DKPP, pada Rabu dini hari.
Baca juga: Keberadaan Kotak Kosong Pilkada 2024, Dinilai Hanya Memuluskan Calon Tunggal Menang
Ketua Komisi II DPR RI Ahmad Doli Kurnia membacakan hasil kesimpulan rapat tersebut.
"Daerah dengan pilkada hanya terdiri dari satu pasangan calon dan tidak mendapatkan suara lebih dari 50 persen, kami menyetujui pilkada diselenggarakan kembali pada tahun berikutnya yakni 2025, sebagaimana diatur dalam Pasal 54D Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada," kata Doli, di Ruang Rapat Komisi II DPR, Senayan, Jakarta.