Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon Gubernur Jakarta, Ridwan Kamil (RK) mengatakan bahwa dirinya merupakan cucu dari Panglima Hizbullah. Kakeknya itu disebut pernah berjuang melawan kolonialisme saat zaman Belanda.
Hal itu diungkap RK dalam peringatan maulid nabi dan doa kebangsaan di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat pada Sabtu (21/9/2024).
Baca juga: Ridwan Kamil Kembali Dapat Dukungan, Kali Ini dari Relawan PRJ
RK menyampaikan kakeknya adalah Panglima Hizbullah yang ikut berperang melawan Belanda di wilayah Subang dan Purwakarta, Jawa Barat. Dari garis tersebut, RK diwarisi delapan pesantren.
"Kakek saya adalah ulama Nahdlatul Ulama (NU), Panglima Hizbullah pada zaman Belanda di wilayah Subang Purwakarta. Kakek saya dipenjara belanda dua kali, Bu, karena berperang bersama santri-santri Nahdlatul Ulama sampai Pak De saya sahid, jenazahnya tidak ditemukan sampai hari ini," kata RK.
Baca juga: Ridwan Kamil Klaim Dapat Dukungan dari Relawan Anies Baswedan
Hingga saat ini, pesantren-pesantren itu masih eksis melahirkan generasi penerus bangsa yang berakhlak mulia.
Suami Atalia Praratya itu menceritakan, dari kakeknya dia mendapat wasiat yang sampai hari ini masih dipegang kuat.
”Saya cucu ke-50, dan wasiatnya ada dua, Bu. Bela negara dan jaga agama. Itulah kenapa saat saya menjabat sebagai wali kota dan gubernur, dakwah Islam saya lakukan,” kata Kang Emil, sapaan akrabnya.
Selain wasiat dari kakeknya, Kang Emil juga dibekali pesan dari Ibunda tercinta. Pesan tersebut selalu dia bawa sepanjang perjalanan hidupnya.
Di antara pesan tersebut, lanjut Kang Emil, ibunya selalu mengingatkan agar meniatkan ibadah dalam setiap amanah yang dia dapatkan.
Selain itu, ibunya tidak pernah lupa menyampaikan bahwa semua hal terjadi atas kehendak Allah SWT.
Baca juga: Tagline Jakarta Baru Jakarta Maju Ridwan Kamil-Suswono Dinilai Seperti Antitesis terhadap Anies
”Nasihatnya tiga, anakku kalau jadi pemimpin ingat-ingat nasihat ini. Satu niatkan ibadah, maka jadi apapun, saya niatnya ibadah. Yang kedua, kata Ibu saya, ingat Allah beri kekuasaan kalau Allah kehendaki, Allah cabut kekuasaan kalau Allah kehendaki. Nasihat ketiga ibu saya adalah, anakku buat apa jadi pemimpin kalau tidak ada manfaat buat rakyatnya,” pungkasnya.