Meskipun begitu, peran Rano menurutnya tak signifikan menutupi keformalan Pramono.
"Jadi, dilihat dari substansi dan retorika, tampaknya Ridwan Kamil-Suswono lebih unggul daripada dua pasangan lainnya.
"Pasangan Pramono-Rano mengikuti di urutan kedua. Sementara Dharma - Kun berada diperingkat buncit," beber Jamil.
Retorika ini, lanjut Jamil, yang membuat Ridwan Kamil sedikit unggul dibandingkan pasangan Pramono-Rano Karno.
"Berbeda dengan Ridwan, pancaran persona akan menguat karena ditopang kapabilitas dan retorika yang baik. Disinilah Ridwan mampu mengungguli Pramono," jelas Jamil.
Kendati demikian, debat kali ini adalah debat perdana.
Masih ada kesempatan lain untuk para cagub-cawagub menyampaikan buah pikirannya.
Debat Bukan Ring Tinju
Terkait debat tersebut, Ridwan Kamil menegaskan, debat Pilkada DKI Jakarta ini bukanlah ring tinju.
Sehingga para pasangan calon (paslon) tidak harus berdebat dengan saling menjatuhkan satu sama lain.
Menurutnya, pesan bisa disampaikan dengan cara yang lebih baik, kalem, dan tidak perlu dengan berteriak.
Terkait penyampaian yang meledak-ledak ini, RK menilai itu tergantung dari kepribadian dari masing-masing calon.
“Debat itu bukan ring tinju ya, jadi yang paling penting itu pesannya sampai. Pesan sampai itu bisa dengan cara kalem atau teriak-teriak."
“Kalau soal itu mah kepribadian dari masing-masing paslon,” kata Ridwan Kamil, Selasa (8/10/2024).
Lebih lanjut RIdwan Kamil juga menegaskan, ia tak bisa meniru gaya mantan Gubernur DKI Jakarta, Ahok yang kerap kali meledak-ledak ketika menyampaikan sesuatu.