TRIBUNNEWS.COM - Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Brima Arya memberikan tanggapannya terkait adanya insiden kekerasan yang berujung kematian salah satu pendukung paslon di Pilkada Sampang 2024.
Diketahui korban adalah Jimmy Sugito Putra, warga Desa Ketapang Laok, Kecamatan Ketapang, Sampang, yang juga merupakan saksi dari paslon nomor urut dua di Pilkada Sampang, Slamet Junaidi-Ahmad Mahfudz (Jimad Sakteh).
Korban meninggal setelah mengalami pembacokan dari lima orang bercelurit pada Minggu (17/11/2024).
Atas insiden kekerasan ini, Bima Arya mengaku pihaknya tengah mendalami kasus kekerasan di Pilkada Sampang ini.
"Ini sedang kita dalami dan ini harus betul-betul ditegakkan proses hukum disana. Agar ada keadilan disana dan agar suasana kondusif disana," kata Bima dilansir Kompas TV, Rabu (20/11/2024)
Lebih lanjut Bima menyebut ia telah menerima laporan dari Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) terkait kasus ini.
Forkopimda juga telah melakukan pertemuan dengan para tokoh agama, dan sejauh ini kondisi di Sampang sudah kondusif.
"Tetapi kami sudah menerima laporan dari Forkopimda disana, juga sudah melakukan pertemuan dengan para tokoh agama, para kiai. InsyaAllah sejauh ini kondisinya kondusif," ungkap Bima Arya.
Namun meski kondisi di Sampang sudah mulai kondusif, Bima Arya tetap akan melakukan monitoring kasus ini dengan ketat.
Mantan Wali Kota Bogor ini juga telah meminta Forkopimda di Sampang untuk melakukan mitigasi, agar kedepannya tak ada lagi kejadian serupa.
"Tetapi kita akan monitor secara ketat, kita akan melakukan koordinasi dengan teman-teman Forkopimda disana, melakukan mitigasi, supaya tidak terjadi konflik yang luas disana," imbuh Bima Arya.
Baca juga: Gibran: Tragedi Pembacokan di Sampang Harus Jadi Pelajaran Cegah Konflik Pilkada
Saksi Paslon Dibantai Lima Orang Bercelurit di Sampang
Seorang saksi pasangan calon bupati/wakil bupati di Sampang, Madura, Jawa Timur tewas menjadi korban pembacokan segerombolan orang tak bertanggung jawab.
Jimmy Sugito Putra warga Desa Ketapang Laok, Kecamatan Ketapang, Sampang, tewas dibantai oleh lima orang bercelurit pada Minggu (17/11/2024).
Jimmy yang tak membawa senjata apa pun dikeroyok oleh para pelaku yang bercelurit saat ia dengan sejumlah Paslon Pilkada Sampang 2024 nomor urut 2 Slamet Junaidi-Ahmad Mahfudz (Jimad Sakteh) mendatangi kediaman seorang tokoh agama.
Diduga pembunuhan ini terjadi dengan motif politik.
Baca juga: Atensi KPU Jatim soal Kasus Pembacokan di Sampang, Aang Kunaifi: Semoga Tidak Terulang
Ketua Tim Pemenangan Pasangan Jimad Sakteh, Surya Noviantoro, menceritakan bahwa informasi yang didapat awalnya sempat ada penghadangan dari beberapa orang yang tidak bertanggung jawab kepada Paslon Jimad Sakteh.
"Setelah ada negosiasi, akhirnya Pasangan Calon kami bisa diamankan dan keluar dari lokasi," ujarnya.
Namun, tak berselang lama setelah paslon tersebut keluar dari lokasi, terjadi insiden yang tidak diinginkan.
Di kediaman salah satu tokoh yang dikunjungi Paslon Jimad Sakteh, pelaku mendatangi Jimmy.
Mereka datang membawa senjata tajam jenis celurit, sementara korban tidak membawa sajam jenis apapun.
Baca juga: Cabup Slamet Junaedi Akan Biayai Pendidikan Anak Pendukungnya yang Tewas Dibacok di Sampang
"Kericuhan itu akhirnya menimbulkan korban jiwa, korban merupakan pendukung Paslon Jimad Sakteh," terangnya.
Akibat dikeroyok korban mengalami sejumlah luka bacok di tubuhnya, sehingga nyawa korban tak dapat ditolong alias meninggal.
Atas kejadian tersebut, pihaknya sangat menyayangkan dan mengutuk keras tindakan kriminal tersebut karena tidak dapat diantisipasi, serta dideteksi dini oleh pihak keamanan.
"Kami tim pemenangan Jimad Sakteh mendesak Kepolisian agar segera menindak tegas pelaku sekaligus otak kejadian tersebut," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Hendra Gunawan)