TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Isran Noor-Hadi Mulyadi dan Rudy Mas'ud-Seno Aji, beradu argumen soal pangan di Kaltim, dalam debat Pilgub Kaltim 2024 di Jakarta, Jumat (22/11/2024) malam.
Tema yang diusung dalam debat pamungkas Pilkada Kaltim 2024 ini yakni "Ekonomi, Pendapatan Daerah, Kebudayaan dan Lingkungan", dan disiarkan langsung stasiun tv dan Youtube KPU Kalimantan Timur.
Mulanya Cagub nomor urut 2, Rudy Mas'ud menyatakan keprihatinannya atas ketergantungan Pemprov Kalimantan Timur pada pasokan beras dari luar daerah.
Hal itu tampak dari penurunan indeks ketersediaan pangan di Kaltim sejak 2021 hingga 2023.
Kebutuhan beras Kaltim hanya mampu dipenuhi separuhnya dari produksi lokal, sisanya diimpor dari Sulawesi dan Jawa.
Padahal, pasangan Cagub-cawagub nomor urut 1, Isran Noor-Hadi Mulyadi dalam beberapa kesempatan kerap mengklaim soal kedaulatan pangan Kaltim.
Lantas, Rudy mempertanyakan dimana letak kedaulatan pangan Kaltim yang diklaim itu.
"Bapak sering mengatakan bahwa Kaltim Berdaulat, pertanyaan kami apa dan bagaimana pemahaman bapak tentang Kaltim Berdaulat karena di banyak sektor justru capaian kita lihat sangat prihatin, sangat miris," ujar Rudy.
Baca juga: Ahok Blak-blakan soal Kabar Ogah Satu Panggung dengan Anies di Kampanye Akbar Pramono-Rano
Menanggapi pertanyaan tersebut, Isran Noor menjelaskan bahwa ketahanan pangan itu berbeda dengan kedaulatan pangan.
Link Live Streaming Arsenal vs Newcastle United Liga Inggris Minggu 25 Februari 2024 Pukul 03.00 WIB
Piala Liga Inggris Carabao Cup Chelsea Vs Middlesbrough: Prediksi, Head to Head, Link Live Streaming
Menurut Cagub Kaltim petahana itu, ketahanan pangan adalah cara soal manajemen pangan, tidak harus diproduksi lokal.
"Tidak mesti harus diproduksi lokal tidak, yang penting bahan pangan itu tersedia dan terjangkau oleh masyarakat. Mau dari mana dari mana itu adalah merupakan manajemen yang dibuat oleh pemerintah dan mengendalikan harga untuk tidak terjadi inflasi," kata Isran.
Isran Noor menambahkan, selama lima tahun terakhir, inflasi di Kalimantan Timur berhasil dikendalikan dengan baik, bahkan mendapatkan penghargaan dari pemerintah pusat atas pencapaian tersebut.
Sementara itu, Hadi Mulyadi selaku Cawagub pendamping Isran Noor menambahkan, ketahanan pangan mencakup tiga komponen utama yakni ketersediaan, keterjangkauan, dan keamanan pangan.
"Jadi kita tidak harus berpikir harus menyediakan padi di lokal. Singapura misalkan, dia tidak punya sawah tapi dia bisa membeli, itulah yang disebut ketahanan pangan," jelas Hadi.
Ia lantas menjelakan, strategi Pemprov Kalimantan Timur dalam menjamin ketahanan pangan, yakni melalui kerja sama lintas daerah.
"Makanya, kita bekerja sama dengan Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Jawa Timur. Sehingga padi dari Sulawesi Selatan kita beli, bagian dari ketahanan pangan berdasarkan ketahanan pangan menurut UNESCO," tambah Hadi.
Rudy Masud sendiri tampak belum puas atas jawaban cagub kompetitornya itu.
"Kita tadi bicara tentang bahwa kita ini ingin transformasi dari yang tadinya mengandalkan sumber galian dan tambang menuju sumber pertanian. Ini persoalannya. Pertanyaan saya tadi, apa yang dimaksud berdaulat? Bahan makanan beras kita hanya mampu separuhnya. Bahan makanan kita 50 persen dari Sulawesi dan Jawa. Jadi, dimana berdaulatnya?" kata Rudi saat mendapat kesempatan memberi tanggapan atas jawaban Isran Noor-Hadi Mulyadi.