Tujuannya untuk lebih banyak membantu orang, karena selama ini dana mereka bisa dibilang terbatas.
Bersambut baik, donasi yang masuk terbilang banyak saat itu. Sehingga, Fadli membantu lansia yang masih bekerja dari uang tersebut.
Sampai, muncul wacana untuk melakukan inovasi agar donasi tersebut tepat guna.
"Saya merasa kok gini-gini aja ya. Sebab, dulu itu apa yang kita lihat memprihatinkan pasti dibantu tanpa survei lebih dulu. Akhirnya di situ berpikir gimana uang donasi ini tepat guna, sebab kan ini amanah," ungkapnya.
Sebulan kemudian, pada Mei 2017, Respek Peduli menetapkan sistem menjadi pendamping Kesehatan.
Dalam kata lain Fadli dan rekan lainnya bergerak untuk membantu sesama dalam ranah kesehatan.
Keputusan ini diambil setelah melihat kondisi saat ini, di mana banyak pengobatan pasien dengan penyakit cukup serius terhalang oleh biaya maupun akomodasi yang berujung sikap pasrah pasien.
"Jadi kita melakukan pendampingan pada lansia dan anak-anak. Sebab beberapa dari mereka memiliki BPJS tapi terkendala biaya operasional menuju RS sehingga lebih pilih berhenti pengobatan saja atau pihak keluarga tak mengerti birokrasi di Raa seperti apa. Kita (Respek Peduli) akhirnya fokus membantu di situ hingga saat ini," jelasnya.
Fokus pada pendampingan sosial diakui Fadli memberi tantangan tersendiri. Sebab, ia harus selalu memastikan keuangan Respek Peduli selalu cukup.
Hal ini penting karena pendampingan pasien berhubungan pada nsib dan nyawa seseorang. Sehingga, bila tak cepat ditangani pengobatannya atau terlambat, nyawa menjadi taruhannya.
"Untuk itu, melalui medsos kita beritahukan kegiatan kita seperti apa dan turut memberikan informasi perihal donasi. Sehingga bagi yang ingin menyisihkan rezekinya dapat mengirimkan ke Rekening BCA 4060851366 a/n Anggi Fadli Fani," katanya.
Miliki Rumah Singgah
Seiring perjalanan waktu, pada 2018, Respek Peduli mendapatkan kabar gembira. Satu di antara donaturnya, Ayu Widiyaningrum, mendukung mereka membangun rumah singgah.
Rumah singgah ini menjadi tempat untuk pasien anak-anak selama pengobatan, yang di mana sejumlah pasiennya berasal dari daerah.