Mulutnya sedikit terbuka, seperti menahan sakit. Desfa diduga mengalami dampak kegagalan operasi usus buntu di sebuah rumah sakit di Palembang.
Menurut keluarganya, ia tiga kali dioperasi, dan justru keadaannya bertambah parah.
Dari perut bocah itu, keluar cairan kuning kehijauan. Dari rumah sakit pertama tempat dioperasi, ia kemudian dilarikan ke RS Hermina Jakabaring.
Tapi karena ketiadaan ahli gizi dan kekurangan alat perawatan memadai, Desfa dirujuk ke RSMH Palembang.
Desfa Anjani adalah putri ketiga pasangan Yani (38) dan Herman (44), warga Jalan Fakih Usman Lorong Sintren, Kelurahan 2 Ulu, Kecamatan SU I, Palembang.
Jurnalis Tribun Sumsel Tribun Network menemui Yani dan Herman di rumah sakit tempat anak itu dirawat, Selasa (7/3/2023) dan Rabu (8/3/2023).
Yani menceritakan, anaknya awalnya didiagnosa sakit tifus dan dirawat di Rumah Sakit Bari. Kondisi Desfa membaik, kemudian sembuh dari sakitnya.
"Namun beberapa hari kemudian mengeluh sakit perut dan sering kembung," ujar Yani saat dijumpai.
Ketika Desfa dibawa kembali periksa ke rumah sakit, dan bagian perut Desfa diperiksa, anaknya dinyatakan mengidap usus buntu.
"Saat itu lalu dilakukan rontgen, dan dari hasil medis dinyatakan anak saya mengalami usus buntu. Dokter B yang menangani, mengatakan harus dilakukan tindakan," lanjut istri Herman ini.
Lalu, pada 6 Februari 2023 tindakan operasi usus buntu pada anaknya pun dilakukan di rumah sakit yang sama.
Sesudah operasi, Desfa masih dalam perawatan pascaoperasi di rumah sakit. Pada 10 Februari 2023 ia diperbolehkan pulang.
"Pulang pascaoperasi dikasih obat paracetamol dan antibiotik," kata Yeni ditanya apakah ada obat-obatan yang dikonsumsi Desfa sesudah keluar rumah sakit.
Namun, kondisi kesehatan Desfa Anjani turun dan semakin mengkhawatirkan. Dari luka jahitan operasi tersebut keluar cairan kental berwarna kuning kehijauan.