TRIBUNNEWS.COM, CILACAP – Dusun Cipancur, Desa Ujungbarang, Kecamatan Majenang, Cilacap, Jawa Tengan, mendapat julikan kampung kolang-kaling karena merupakan sentra produksi.
Kampung kolang kaling ini berada di ujung utara Majenang yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes.
Walaupun lokasi sentra kolang-kaling ini sangat jauh dari pusat kota Cilacap, namun ternyata Dusun Cipancur menjadi andalan saat masyarakat penggemar kolang-kaling.
Bahkan tidak hanya masyarakat Kabupaten Cilacap saja mencarinya, namun juga pelanggan dari luar kota.
Kolang kaling diketahui umum menjadi satu di antara panganan yang paling diburu masyarakat pada Ramadan ini.
Makanan ini bisa menjadi diolah untuk berbagai aneka minuman atau takjil, misalnya kolak, manisan, es campur, dan lainnya.
Aneka minuman hasil olahan kolang kaling juga menjadi pelengkap menu buka puasa.
Memiliki tekstur yang kenyal dan lembut, kolang kaling yang terbuat atau berasal dari buah aren atau enau ini pun laris manis.
Sejak Zaman Nenek Moyang
Disebut sebagai kampung kolang kaling, karena di dusun Cipancur ini sejak dahulu kala banyak warga yang berprofesi sebagai pengrajin kolang kaling.
Konon sentra produksi kolang kaling di dusun Cipancur sudah ada sejak zaman nenek moyang dan sudah turun temurun.
Walaupun saat ini pengrajin kolang kaling di Dusun Cipancur jumlahnya tak sebanyak dulu, namun nyatanya masih ada warga yang bertahan memproduksi panganan berwarna putih bening ini.
Mubarok (54) warga setempat yang sudah menekuni usaha produksi kolang-kaling selama 40an tahun.
Biasanya ia mulai memproduksi kolang kaling ketika menjelang bulan puasa.
"Kalau saya bikin kolang kaling sudah lama dari tahun 80an sudah sekitar 40an tahun, dari jaman saya masih sekolah.
Itu dulu karena orang tua juga bikin," jelasnya kepada jurnalis TribunBanyumas.com Tribun Network, Kamis (30/3/2023).
Mubarok mengungkapkan, mengolah kolang-kaling bukanlah hal yang sulit dilakukan di dusun Cipancur.
Sebab, di Desa Ujungbarang ini tumbuh dengan subur pohon aren di kebun-kebun milik warga.
Biasanya para pengrajin membeli buah aren kepada si pemilik pohon untuk selanjutnya diolah menjadi biji kolang-kaling.
"Saya ambil sendiri dari pohonnya, terus dibawa ke sini (red-rumah) untuk dimasak. Kalau dulu masaknya di bawah pohonnya langsung," kata Mubarok.
Dalam proses produksi, biasanya Mubarok dibantu tiga orang. Ia bisa memproduksi hingga 21 drum kolang kaling dalam sehari.
Tiap-tiap drum berisi 20 kilogram kolang-kaling, artinya dalam sehari ia mampu menproduksi sekitar 420 kilogram kolang kaling siap makan.
Meski begitu, Mubarok tak pernah kesulitan dalam memasarkan buah aren tersebut, terlebih di bulan Ramadan seperti saat ini.
Pasalnya, pemasok dari wilayah Cilacap maupun luar kota rela datang jauh-jauh ke tempat produksinya untuk membeli bahan kolak tersebut.
Seperti pemasok dari Ajibarang, Brebes, dan juga Cirebon.
"Ya alhamdulillah karena kita yang beli bukan hanya daerah sini saja tapi sudah sampai dikirim ke Brebes sampai Cirebon," ungkapnya.
Dalam satu kilogram kolang-kaling biasanya Mubarok menjual dengan harga Rp 10 ribu .
Harga tersebut tentunya lebih murah apabila dibandingkan dengan harga di pasaran.
"Tapi disini kalau ada yang mau beli eceran juga boleh," kata dia.
Proses Pembuatan Kolang-kaling
Lebih lanjut Mubarok menjelaskan terkait proses produksi kolang-kaling dimulai dengan memetik buah aren kemudian dilanjut dengan menyisir buah aren dari rantingnya.
Setelah itu, buah aren direbus selama kurang lebih tiga jam di dalam drum.
Setelah matang dan teksturnya empuk lalu buah aren dikupas, dicukil dan dicuci dengan air bersih.
Selanjutnya kolang-kaling bisa langsung dinikmati.
"Kalau kolang-kaling hasil produksi saya bisa tahan sebulan, karena produksinya masih alami kita pakai tungku," tuturnya.
Saat ini di desa Ujungbarang sendiri terdapat kurang lebih sekitar empat pengrajin kolang-kaling.
Walaupun jumlahnya tak sebanyak tahun-tahun sebelumnya, namun kolang-kaling mereka masih menjadi buruan dari berbagai daerah.
Mereka biasanya memproduksi kolang kaling ini dipinggir jalan raya persis di jalan provinsi penghubung Majenang-Salem, atau jalan alternatif Cilacap-Brebes.(Tribunnews.com/TribunBanyumas/Pingky Setiyo Anggraeni)
ARTIKEL INI JUGA TAYANG DI ;
Baca Selanjutnya: Melihat kampung kolang kaling di cilacap produksi bisa awet sebulan