Andi, warga Kayu Aro, salah satunya. Ia menjual sate menggunakan gerobak motor.
Kata Andi, kalau malam hari kawasan tugu ayam bakalan sepi. Suhu yang dingin dan tak jarang berkabut adalah faktornya.
"Kalau hari biasa palingan sampai jam 8 malam masih ada beberapa yang sekadar duduk-duduk, kebanyakan anak muda. Tapi kalau lewat dari itu sudah sepi, dingin di sini," katanya, setengah tertawa.
Tugu Ayam Kukuak Balenggek diambil dari unggas endemik Kabupaten Solok, yakni ayam hutan.
Tugu ini didirikan pada 2005 pada masa kepemimpinan Bupati Gamawan Fauzi, yang kemudian menjadi Menteri Dalam Negeri era Presiden SBY.
Masyarakat menamai Ayam Kuak Balenggek (bertingkat) karena suara kokok ayam ini bertingkat-tingkat.
Kata Andi, penjual sate tadi, sekali berkokok suaranya bisa delapan sampai 10 tingkatan.
Berdasarkan keterangan yang tercantum diĀ tugu, Ayam Kukuak Balenggek bisa dijumpai di beberapa nagari di Kecamatan Payung Sekaki.
Andi sendiri mengaku belum pernah melihat dan mendengar langsung suara kokokan ayam tersebut.
"Dengar-dengar saja, tapi Ayam Kukuak Balenggek ini memang ada, teman saya pernah mendengarkan suaranya, tapi kalau saya belum," tandasnya.(Tribunnews.com/TribunPadang/Nandito Putra)
ARTIKEL INI JUGA TAYANG DI ;
Baca Selanjutnya: Ngabuburit di tugu ayam kukuak balenggek unggas endemik yang jadi landmark kabupaten solok