News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gua Ave Maria Ngampang Betu, Wisata Reliji Umat Katolik di Manggarai NTT

Editor: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gua Ave Maria Ngampang Batu ini terletak di Kampung Topak, Desa Golo Langkok, Kecamatan Rahong Utara, Kabupaten Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur.

TRIBUNNEWS.COM, MANGGARAI -  Gua Ave Maria ini terletak di kaki Kampung Topak, Desa Golo Langkok, Kecamatan Rahong Utara, Kabupaten Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur.

Gua ini jadi satu di antara tujuan wisata reliji di Manggarai. Ada cerita menarik yang disampaikan masyarakat Kampung Topak tentang asal muasal berdirinya Gua Ave Maria Ngampang Betu.

Ngampang yang di artikan tebing dan Betu merupakan induk dari Tikus. Gua ini berdiri di atas batu karang besar yang membelakangi tebing dengan kedalaman kurang lebih 300 meter.

Gua ini juga membelakangi sungai besar bernama Wae Rancang dan hamparan sawah milik warga kampung Meti, Desa Golo Wua, Kecamatan Wae Ri'i.

Gua Ave Maria berdiri pada 2000. Pada saat itu Kampung Topak masih menjadi kampung Isolasi karena belum ada akses jalan yang bisa dilewati oleh kendaraan dan belum teraliri jaringan listrik hingga sekarang.

Peresmian kala itu dilakukan oleh Pastor Paroki St Antonius Beokina, Romo Geradus Janur Pr yang saat ini menjabat sebagai Vikep Ruteng Keuskupan Ruteng.

Kala itu, ratusan umat Paroki Beokina termasuk umat Kampung Topak melakukan perarakan besar-besaran Patung Bunda Ave Maria dari pintu masuk kampung Topak atau biasa disebut masyarakat setempat Pa,ang menuju Gua Ave Maria.

Patung Bunda Ave Maria diarak menggunakan belahan bambu oleh umat sepanjang Gang Kampung Topak melewati rumah adat Gendang Topak.

Keberadaan Gua ini tepat di belakang rumah Gendang, berdiri kokoh di atas batu besar, dikelilingi pohon yang rindang.

Kembali ke asal mula menempatkan Goa dengan Patung Bunda Ave Maria.

Berdasarkan penuturan warga setempat berawal dari mimpi. Kala itu, seorang bapa tua yang bernama Bertolomeus Laka (Alm), mimpikan ada Bulan berukuran besar jatuh persis di atas batu itu.

Laalu mimpi itu diceritakan, kepada anaknya dan beberapa pengurus gereja di wilayah itu termasuk Pastor Paroki.

Dari situ muncul-lah ide untuk mendirikan Gua dengan nama Gua Ave Maria di Ngampang Betu.

Ternyata ide itu mendapatkan dukungan penuh dari umat dan Pastor Paroki kala itu. Lalu masyarakat setempat bergotong royong mulai membangun gua ini.

Lodoviktus Bandar, salah satu Tua Adat Gendang Topak menuturkan, pembangunan gua ini pada waktu itu menemukan banyak kendala karena harus memikul material seperti pasir dengan jarak 1,5 kilometer.

Mereka mengambil material pasir dari Kali Wae Racang melewati bukit Ngampang Betu.

Keyakinan warga setempat, keberadaan gua ini di bawah kaki Kampung Topak dengan membelakangi tebing yang sangat dalam, warga setempat bahkan menyakini Bunda Maria selalu menjadi penjaga untuk dihindarkan dari pada bencana.

"Kita yakin, Bunda Maria selain menjaga umat kampung ini, menjaganya dari bencana," ungkap Lodoviktus

Hal itu kata Vitus bukan tanpa sebab, kampung yang mereka diami saat ini merupakan kampung kedua setelah yang pertama pada tahun 80-an terkena bencana longsor.

"Kita berharap bencana longsor yang kita alami beberapa tahun silam tidak terulang lagi. Ini kampung kedua kami setelah kampung pertama dulu mengalami longsor. Sekarang kami sebut bangka( bekas tempat tinggal)," tuturnya

Kampung Topak selalu identik dengan kolot alias terpencil. Kampung ini tepat berada jauh dari pusat pemerintahan desa, maupun jauh dari gereja yang terpusat di Paroki Beokina.

Karena jauh dari Gereja Induk, Gua Ave Maria dijadikan tempat beribadah oleh umat setempat dan bahkan menjadi tempat Pembabtisan Anak, Penerimaan Komuni Pertama bahkan berlangsungnya pemberkatan nikah dalam tradisi Katolik Roma.

Selain Gua, ditempat ini juga berdiri Kapela sederhana berukuran 5X6 dengan bilik terbuka. Ujung kapela ada altar yang terbuat dari tembok untuk berlangsungkan perayaan Ekaristi.

Saat melakukan ibadah di tempat ini, warga setempat disarankan untuk membawa kursi masing-masing karena belum ada wasilitas khusus yang tersedia.

Selain sebagai tempat ibadah, gua ini juga kerap dijadikan tempat pembinaan iman bagi anak-anak remaja di Kampung Topak.

Anak-anak di kampung ini sangat aktif menjalani kegiatan Gereja.

Di tempat ini juga mereka melatih untuk menjadi Lektor, Lektris bahkan melatih koor untuk lagu-lagu rohani Katholik dan pengembangan bakat anak.

Salah seorang pembina kelompok anak, Ecak Dahlia, menyampaikan, keberadaan Gua Maria manjadi tempat ternyaman untuk membentuk karakter iman bagi anak-anak SEKAMI.

"Setiap hari Minggu kami biasa ibadat bersama di tempat ini, selain itu kegiatan sekami dan kelompok anak juga dilakukan disini," ujar Ecak Dahlia

Pendamping kelompok anak Laskar Pelangi Topak ini, mengatakan, mereka selalu menjadikan tempat ini untuk berdoa bersama setiap hari Minggu dan tempat pembinaan iman bagi remaja Katolik kampung Topak

"Kami sering adakan kegiatan disini, untuk berdoa, latih koor dan sharing iman bagi anak-anak," ungkap Guru SDN Topak Ini

Umat Stasi Topak jika hendak pergi misa hari Minggu harus berjalan kaki 2 kilo meter menuju Gereja St Antonius Beokina.

Umat harus berjalan kaki melewati bukit dan melanggar 3 kali sekaligus. Itulah kenapa umat di kampung Topak merindukan Kapela yang memadai untuk melakukan ibadat baik hari biasa, hari Minggu maupun Hari Raya.

Ketua Stasi Topak, Bernabas Anggal menyampaikan, kendala utama hingga belum mulainya rencana pembanguan kapela ini adalah lahan.

Saat ini status lahan sekitar Gua Ave Maria belum ada kejelasan dari pemilik lahan.

Selain itu, kata Bernabas, kendala lain yang menghambat rencana pembangunan itu adalah belum ada donatur yang membantu jika nanti proses pembanguan berjalan.

Sebab lanjut dia, sangat tidak mungkin pembanguanan kapela itu hanya berharap dari umat setempat.

Namun kata dia, tidak menutup kemungkinan lokasi pembangunan Kapela akan dipidah dari sekitar Goa Maria ke tempat lain tentu yang merelakan lahannya untuk pembangunan Kapela.

"Kita harap, mimpi kita untuk membangun Kapela bagi umat Stasi Topak dapat terwujud nanti. Kita sudah lama memikirkan itu, tapi mungkin belum waktu yang tepat saja untuk memulai," ungkap ketua Stasi Topak ini

Walaupun belum memiliki Kapela yang layak, Gua Ave Maria Ngampang Betu menjadi tempat ternyaman untuk berdoa bagi warga setempat.

Gua ini dikelilingi pohon yang rindang, dengan berada di atas batu besar dengan view yang sangat indah memanjakan mata bagi pengunjung. Jadi Gua Ave Maria patut menjadi tempat wisata religi yang harus anda kunjungi.

Keberadaan Gua ini tidak jauh dari Kota Ruteng, Kota kabupaten Manggarai. Akses menuju kesini bisa melewati Situs bersejarah Liang Bua, lalu masuk melewati Kampung Langke.

Anda juga bisa melewati Ruteng -Liang Bua - Santu Klaus dengan melewati kampung Lait dan Kampung Tongke.(Tribunnews.com/TribunFlores/Charles Abar)

ARTIKEL INI JUGA TAYANG DI ; 

Baca Selanjutnya: Pesona gua ave maria ngampang betu di manggarai berdiri kokoh di atas tebing setinggi meter

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini