News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Manyanggar, Ritual Khusus Suku Dayak Kalteng saat Buka Lahan Baru Pertanian

Editor: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ritual Mayanggar digelar warga Suku Dayak Kalteng saat mereka hendak membuka lahan baru pertanian. Ritual ini usaha masyarakat setemat menjaga keseimbangan alam.

TRIBUNNEWS.COM, PALANGKARAYA – Masyarakat Suku Dayak memiliki ritual khusus saat membuka lahan baru pertaninan.

Namanya ritual Manyanggar, yang masih dipertahankan secara tradisional oleh warga Suku Dayak Kalimantan Tengah (Kalteng).

Mereka mempertahankan ritual Manyanggar itu lantaran percaya dalam hidup di dunia, selain manusia juga hidup makhluk halus.

Selain itu, upacara Manyanggar ini dilaksanakan guna untuk mendirikan bangunan tempat tinggal atau sebelum dilangsungkannya kegiatan masyarakat dalam skala besar.

Masyakarat Dayak perlunya membuat rambu-rambu atau tapal batas dengan roh halus.

Mereka berharap agar keduanya tidak saling mengganggu alam kehidupan masing-masing.

Tak hanya itu, tujuan ritual Manyanggar ini juga sebagai ungkapan penghormatan terhadap batasan kehidupan makluk lain.

Setiap Suku Dayak satu dengan Suku Dayak yang lain memiliki berbeda-beda dalam prosesi upacaranya.

Namun secara umum memiliki tujuan yang sama yaitu sebagai wujud rasa syukur dan sebagai tolak bala.

Pada umunya, prosesi upacara Manyanggar dilakukan dengan meletakan dan menyusun beberapa gelas berisi tetesan darah hewan.

Tetesan darah itu telah dikorbankan ke dalam bangunan kecil berbentuk rumah panggung berbahan kayu yang dindingnya dibalut kain berwarna kuning.

Upacara kegiatan Manyanggar ini dipimpin oleh pemuka agama Kaharingan yang disebut Mantir.

Tetesan darah hewan yang dikorbankan di antaranya darah kerbau, kambing, ayam hitam, dan ayam putih, dan sebagainya.

Masyarakat Dayak biasa menyebut rumah sakral tersebut sebagai Pasah Keramat.

Selain darah hewan korban, di Pasah Keramat tersebut juga ditempatkan aneka sesajen.

Tiga mangkuk berisi air putih dan jelantah diletakan melingkar bersama empat mangkuk berisi beras dan gulungan uang serta rokok yang ditancapkan.

Di bagian tengah terdapat sajian utama bagi para mahkuk ghaib. Sebuah nampan berisi 41 benda, di antaranya sebagai berikut;

1. Kukulih Putih

2. Kakulih Habang (merah)

3. Dodol Ketan

4. Wajik

5. Madu Kasirat

6. Tumpi Angin Putih

7. Tumpi Angin Habang

8. Tumpi Angin Kuning

9. Perut Ayam Putih

10. Perut Ayam Habang

11. Perut Ayam Kuning

12. Cincin Putih

13. Cincin Habang

14. Cincin Kuning

15. Gegatas Putih

16. Gegatas Putih

17. Gegatas Kuning

18. Gaguduh (pisang Goreng)

19. Gandang ramas (pisang goreng)

20. Gagauk

21. Ketupat burung

22. Ketupat keminting (kemiri)

23. Ketupat biasa

24. Untuk panjang

25. Untuk bulat

26. Buah jingah (ubi kayu rebus dibentuk seperti buah jingah)

27. Papudah putih

28. Papudak habang

29. Papudak hijau

30. Hintalu karuang (telur burung karuang/ kikicak putih

31. Kakicak habang

32. Bubur putih

33. Bubur habang

34. Tapai ketan

35. Lamang (nasi ketan yang dimasak dalam bambu)

36. Kaladi bajarang (talas rebus)

37. Cucur

38. Pais pisang talas

39. Cangkaruk batu

40. Cangkaruk barahai (beras ketan tumbuk yang disangrai dengan gula merah)

41. Nasi ketan inti

Sesaji yang berupa minuman di antaranya: air kelapa muda, air santan gula merah, kopi manis, kopi pahit dan darah ayam segar.

Sedangkan sesaji yang berupa lauk-pauk antar lain ikan haruan panggang kaluk, parafah ayam dan parafah kambing.

Sementara yang buah-buahannya terdiri dari pisang talas satu sisir, pisang mahuli satu sisir dan kelapa tujuh biji.(Tribunnews.com/Tribunkalteng.com/Nor Aina)

ARTIKEL INI JUGA TAYANG DI ; 

Baca Selanjutnya: Ritual manyanggar upacara membuka lahan baru adat suku dayak kalimantan tengah

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini